THE RED LADY

Description

 

“fiksi apapun yang hendak kau bekukan dalam sekumpulan aksara, berhati-hatilah!! Karena kisah itu akan menimpa hidupmu pada akhirnya....”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“kau percaya??”

 

Perkenalkan, namaku alex. Siswa SMA. Terlahir dengan otak seadanya, watak yang tak begitu istimewa, dan tentu, paras yang luar biasa. Cita-citaku sedari dulu ingin menjadi seorang penulis handal. Untuk merealisasikannya, aku pun mulai gemar membuat berbagai cerita fiksi akhir-akhir ini. Yah, lebih tepatnya fiksi bergenre horror, karena entah mengapa seperti ada sebuah tantangan yang mengasyikkan acap kali diriku menorehkan skenario di otak ke dalam sebuah lembaran kosong. Namun teman sebangku ku  ‘henry’ selalu berkata bahwa apapun jenis kisah fiksi yang kau tuliskan, justru akan berbalik terjadi pada hidupmu sendiri. Haha.. sayangnya aku tidak percaya pada lelucon kolot seperti itu.

 

“huh.. akhirnya... selesai juga....” ujarku lega.

 

Cerita horror buatan ku yang ke sekian puluhnya akhirnya selesai tepat pada waktu yang diperkirakan.

 

“tokk..tok... tokk!!!!!” seketika terdengar ketukan yang cukup nyaring dari balik pintu kamar.

 

“siapa??”

 

“aku, henry.”

 

*oh dia lagi.* pikirku...

 

“masuk saja! Pintu tidak dikunci.” Sahutku.

 

Tak lama, pria berkulit susu itu pun langsung masuk ke dalam kamarku yang super duper berantakan.

 

“Oh Gosh!! are you seriously calling this as a bedroom??!! Erghh.. kotor sekali.!!!” Ujar henry dengan tatapan jijik sembari menerawang ke seluruh sisi kamarku.

 

“ah sudahlah jangan banyak bicara. Kau kesini ingin membahas pr fisika kan??” tanyaku sambil melemparkan sedikit kode pada si genius itu.

 

“ah enak saja, aku tidak mau. Kerjakan saja sendiri pr-mu! Aku kesini karena sedang bosan. Oh ya.. kau sedang menulis apa?” tanya henry yang perlahan menghampiriku.

 

“ini karya terbaruku, judulnya ‘The Red Lady’.”

 

“coba sini aku lihat! “ ujar henry yang merebut kertas ku dengan kasar.

 

*angin yang berhembus dengan kencangnya sontak membuat jendela kamar itu mulai goyah tak terkendali.... rasa penasaran zach pun semakin memuncak. Lalu dibukanyalah tirai kamar itu perlahan-lahan... tak disangka.. sesosok wanita bergaun merah kini tepat berdiri dihadapannya dibalut senyum pucat pasi.*

 

“kau sudah gila...! kan sudah kubilang, jangan membuat cerita seperti ini! jika dia benar-benar menghantuimu bagaimana?!” protes henry dengan suara khasnya yang bising.

 

“hah sudahlah jangan percaya pada takhayul seperti itu lagi! Kau itu kolot sekali! “ gerutu ku.

 

*malam itu memang agak berbeda dari malam-malam biasanya.. dingin sekali. Bahkan seluruh tubuhku terasa membeku tak berdaya. Entah mengapa, kasurku begitu aneh rasanya, seperti ada sesuatu yang memelukku dengan erat, namun siapa??........ dan disaat ku tolehkan ke sisi sampingku........... benar saja, kini ia tengah terbaring bersamaku........ ‘The Red Lady’* lanjut henry.

 

“hah.. terserah kau sajalah! Aku tidak suka membaca karya fiksi horor atau apalah itu! lebih baik aku tidur saja.” Tukas henry yang langsung merebahkan tubuhnya di kasurku tanpa meminta izin sang empunya.

 

Kurasa, baru beberapa detik ia bersungut tanpa henti ,  ia pun telah tidur secepat itu bahkan diiringi dengkuran khasnya yang agak mengganggu. 

 

“hmm.. ku kira dia kesini ingin mengerjakan pr ku,, ya sudahlah,, aku juga ingin tidur.”

 

Mungkin memang sudah terlalu lama aku terfokus dengan karya fiksiku, hingga seluruh tubuh kini terasa merengek manja untuk segera diistirahatkan. Rasa lelah pun kini mulai memudar setelah tubuh mungil ini kulemparkan dengan bebasnya diatas ranjang kesayangan. Baru saja aku hendak menutup mata ku, tiba-tiba....

 

“bukk... bukk.... bukk.....!!” jendela kamarku terlihat bergerak tak seperti biasanya.

 

“whussshhhh....~~~ “ ternyata angin malam lah yang mengundang jendela itu untuk bergerak kesana kemari.

 

“ah, tapi ...... kenapa anginnya kencang sekali.... ?” bisikku heran.

 

Tak puas dengan hanya memendam rasa penasaran, aku pun mulai melangkahkan kaki setapak demi setapak mendekati tirai kamar yang agak jauh dihadapanku. Semakin dekat semakin kuperlambat langkahku sembari menyelidik......

 

 yah, jujur aku takut, tubuhku gemetar, kurasa ini bukan angin malam biasa. Sempat ku lirik temanku yang tergolek pulas di kasur, namun ia tak terbangun sedikitpun.

 

“BUKK!! BUKK!!” suara hentakan jendela itu semakin ricuh.

 

“s..ss...siapa disana??” tanyaku perlahan pada tirai yang kupikir ada sesuatu dengan sengaja menggerakkannya.

 

“BUKK! BUKK! “ suara itu makin keras saja terdengar di telinga.

 

*Tapi bagaimanapun juga, aku ini lelaki sejati. Mau tidak mau aku harus menghadapinya dengan penuh keberanian.* ujarku dalam hati.

 

Kini tubuhku pun semakin dekat jaraknya dari sang tirai. Walau rasa merinding masih saja menggelayuti batinku, namun akhirnya ku beranikan diri untuk membuka tirai itu perlahan lahan....dan........

 

“Miauwww...... “

 

“A..APA??? aaargghh!!! dasar kucing sialan !!! ternyata kau yang sedari tadi menggerak-gerakan tirai ini?!! Hampir saja jantungku copot karena ulahmu!!!menyebalkan!!!” sungut ku sembari berbisik lega.

 

“sudah pergi sana!! Aku mau tidur! *SRETT* “ ujar ku yang langsung menutup tirai dengan paksa.

 

“noh kan alex... kubilang juga apa...! takhayul seperti itu tidak akan ada!!” gumamku dengan mendongakkan kepala.

 

*bipp...bippp...* handphone ku bergetar.

 

“oh?sms? Tumben malam-malam begini....”

 

Yah , sekali lagi....... bulu kuduk ini harus dibuat merinding.... mataku sontak terbelalak saat melihat pesan singkat yang kudapati.....

 

*hai, alex.... maaf aku tidak bisa membantumu mengerjakan pr fisika.. karena aku sedang sibuk membantu ibuku memasak, maaf ya. Bye. _henry_ *

 

“jika henry sedang dirumahnya.....

...............maka... YANG TIDUR DIKASUR KU ITU SIAPA......?!!!”

 

Dan sosok itu kini telah menghilang.........

 

_The End_

Comments

You must be logged in to comment
elsenk #1
Gk sabar buat chapter selanjutnya