“Tapi ma....”, ku coba untuk menawar keputusan mama, siapa tahu wajah melasku bisa sedikit membantu atau.... “Iya iya, tidak tidak. Jangan iya yang nenggak enggak”, potong mama. Tidak sama sekali, ugh... “O..keee...”, jawabku dengan lemas Tak pelak ucapanku mebuahkan cibiran dari Vee, “Heh, loser..”, dan juga high five dari mama dan papa “Yay..banzai”. Itulah kilas balik kenapa aku harus berlarian di pinggir jalan dengan kostum Hinata. Kedua orang tua itu, kurasa tidak sedikitpun pernah terlintas dipikiran mereka untuk memberi tahuku kalau acara ini dimulai hampir pada jam yang sama.