Pagi itu begitu cerah. Aku berada di sebuah kafe bersama dengan rekan kerjaku, Eunwoo. Sebenarnya, dia bukan hanya sekedar rekan kerja saja. Dia juga adalah kekasihku. Kami memulai hubungan asmara kami sekitar tiga tahun lalu. Namun, kami sudah saling mengenal sejak SMA. Waktu itu kami punya geng yang berisikan tiga orang. Hanya saja saat ini kami tinggal bedua. Dia sudah meninggalkan kami.

"Apa kau melihat ada hal yang mencurigakan?" tanyaku lalu mencicipi kopi yang ada di depanku.

"Untuk saat ini, aku belum melihat hal-hal yang mencurigakan," jawab Eunwoo.

"Apakah kita harus berangkat sekarang?"

"Sepertinya begitu."

Aku menghabiskan kopiku lalu berjalan keluar dari kafe itu. Eunwoo mengikutiku dari belakang. Kami pun sampai di mobilku. Aku duduk di kursi pengemudi dan Eunwoo duduk di sampingku. Aku mengemudikan mobil milikku menuju sebuah tempat. Tak banyak yang datang berkunjung ke tempat itu. Umumnya, tempat itu dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir.

Kami pun sampai di tempat itu. Tempat itu benar-benar sepi. Orang-orang yang berada di sana mungkin dapat dihitung dengan jari. Tak banyak orang yang berkunjung di tempat itu di hari kerja seperti ini.

"Dahyun, ayo kita ke sana," ucap Eunwoo lalu menarik tanganku.

Kami pun sampai di depan sebuah makam. Kulihat di nisan itu tertera sebuah nama yang sudah lama tidak kusebut. Kami berdua mulai menyingkirkan bunga-bunga yang telah layu dan mengantikannya