Worried

Description

Main Cast : Amber  Liu f(x) , Kim Kibum atau Key (SHINee)

Other cast : Victoria f(x)

 

Ini FF pertama saya, maaf jika ada kesamaan cerita tapi ini murni dari iseng-iseng fikiran ngayal saya. Gambar saya ambil dari mbah google dan semuanya hanya fiksi belaka dan tak ada maksud plagiat dll. Sebatas keisengan semata. Semoga suka ya ceritanya :)

Foreword

Amber POV

 

            Pagi ini kami harus berangkat dari dorm pukul 5 pagi. Berat sekali rasanya kepalaku untuk bangun karena 2 hari yang lalu f(x) manggung di 7 tempat sekaligus dalam 1 hari. Selain itu tadi malam aku tidak bisa tidur karena sakit maag ku kambuh akibat lupa makan. Victoria onnie sudah menyiapkan beberapa roti sandwich untuk sarapan kami berlima sebelum berangkat. Kali ini aku tak mau melewatkan sarapan lagi kapok semalaman tak bisa tidur gara-gara penyakit menjengkelkan itu.

 

“Selamat pagi onnie, kau yang membuat ini semua untuk sarapan?” tanyaku pada vic onnie sambil mengambil sebuah sandwich dan segelas susu di meja makan.

 

“Ne, ayo kita sarapan dulu!” ajak vic onnie.

 

“Maag mu sudah baikan Amber-ni?” Tanya sulli

 

“Belum, tapi aku sudah minum obat tadi malam. Jadi aku tak mau melewatkan sarapan lagi pagi ini”

 

            Perutku masih mual saat berusaha menghabiskan roti isiku dan segelas susu. Kupaksa habis agar maag ku cepat menghilang. Setelah sarapan kami bergegas menuju bandara dan kumpul bersama para member SME yang lain.

 

Amber POV end

 

            Di bandara kami berkumpul terlebih dahulu sambil menunggu pesawat kami berangkat. Bagi para entertainer seperti kami keberadaan kami selalu jadi pusat perhatian terutama bagi para fans. Amber yang mengenakan masker saat itu tak mencopot maskernya bahkan pada saat brifing. Key SHINee yang memperhatikannya saat itu bermaksud menggoda Amber

 

“Ya! Copot dulu maskermu itu jika sedang brifing. Apa kau seterkenal takut ketahuan fans jika tidak mencopot masker. Hahaha” ucap Key sambil menepuk punggung amber setelah brifing selesai.

 

“Bukan begitu sunbae, perutku sedang mual. Aku sedang menahan agar tak muntah selama brifing”

 

“Yeoja sekuat dirimu bisa merasakan mual juga rupanya?” ledek Key

 

“YA! Aku kan juga manusia. Biarpun penampilanku begini aku juga bisa sakit tau!” balas Amber mulai jengkel.

 

“Baiklah baikalah. Arraseo. Aku cuma bercanda Ambie”

 

            Setelah brifing tak lama kemudian pengumuman keberangkatan pesawat kami diumumkan. Perjalanan Seoul-Singapore kurang lebih 3 jam. Semuanya masuk bergantian kedalam pesawat. Victoria onnie duduk berdua dengan Krystal. Luna dengan Sulli, dan Amber kebagian duduk dengan rapper SHINee Key. Dibelakang mereka ada Taemin dan Minho SHINee. Amber duduk dipinggir dekat jendela.

 

Amber POV

 

            Setelah diisi sandwich perutku malah jadi tak karuan. Masih perih dan rasanya ingin ku keluarkan lagi sarapanku tadi pagi. Setelah pesawat kami lepas landas aku memejamkan mata berharap rasa perih di lambungku dapat berkurang dengan tidur.

 

“Hue……” aku langsung menutup mulutku dengan tangan padahal masih tertutup masker. Menahan agar tidak keluar sekarang karena pesawat kami baru lepas landas. Key yang berada disebelahku menengok spontan

 

“Gwenchanayo? Apa mual mu belum hilang sejak dibandara tadi? Kalau kau tak kuat, keluarkan saja disini” Key menyodorkan kantung muntah padaku. Kukira ia akan ilfeel dan jijik padaku, tapi kelihatannya dia malah khawatir dan membolehkanku muntah di tempat duduk kami.

 

“Ne, gwenchana. Aku bisa menahan beberapa menit lagi. Mian kalau kau terganggu” jawabku masih dengan tangan menutupi mulut dan tangan satunya lagi meremas perutku.

 

“Aku sama sekali tidak merasa terganggu. Aku khawatir kalau kau kenapa napa jika menahan muntah seperti ini. Kalau kau pingsan disini bagaimana?”

 

“Tenang saja aku tidak apa-apa….” Aku berdiri dari kursi dan berjalan cepat ke toilet. Kumuntahkan semua isi diperutku bahkan semuanya berwarna putih cair karena bercampur asam lambungku yang semakin parah. Setelah selesai tubuhku benar-benar lemas dan kembali ke tempat duduk.

            Kulihat dari jauh Key berdiri disamping tempat duduk kami dengan wajah yang….. khawatir?

 

Amber POV End

 

            Sekembalinya Amber dari toilet Victoria bertanya “Sarapanmu keluar lagi ya? Cepat kau minum obat dan istirahatlah selama diperjalanan” ucap victoria khawatir.

 

“Ne,gwenchana onnie. aku akan pesan obat maag pada pada pramugari. Gomawayo” jawab Amber lalu kembali ke tempat duduk.

 

            Di tempat duduk Amber sudah tersedia segelas air putih hangat dan beberapa obat. Amber terkejut karena ia merasa belum memesan obat.

 

“Sepertinya aku belum memesan obat sedari tadi” ucap Amber sambil menghempaskan tubuhnya di tempat duduk.

 

“aku yang memesankannya saat kau muntah di toilet tadi” jawab Key

 

“Cepat kau minum obat nya lalu pesan makanan lagi. Perutmu jadi kosong lagi kan?” sambungnya.

 

“Gomawayo. Aku tak ingin makan sekarang. Percuma saja takut keluar lagi. Nanti saja setelah sampai” Amber meminum obat maag yang biasa ia minum lalu tertidur selama perjalanan berlangsung.

 

Key POV

 

            Setelah 3 jam akhirnya kami sampai di bandara Singapore. Malam ini kami langsung mulai tour pukul 7. Aku tak tega membangunkan Amber yang kukira baru saja tidur setengah jam yang lalu. Ia memejamkan matanya sejak kembali dari toilet tapi selalu gelisah memegangi perut nya tak tenang Selma diperjalanan.

 

“Amber…. Bangun… Kita sudah sampai” ucapku pelan agar tak mengagetkannya. Ku usap-usap lengan dan pundak Amber untuk menyadarkan ia dari tidurnya.

 

“Mwo? sudah sampai rupanya….” Amber membuka matanya

 

“Ne, kau sudah baikan? Maaf aku harus mebangunkanmu”

 

“Gwenchana sunbaenim. Aku sudah baikan” kutahu ia berbohong karena wajahnya sangat pucat sebelum kami turun dari pesawat. Ia mengenakan maskernya kembali, memakai tasnya dan berjalan keluar pesawat setelah teman-temannya turun duluan.

 

            Aku mengikutinya dan menyamakan langkahku dengan nya. Bandara Singapore sangat ramai oleh para fans kami, meskipun begitu Singapore tetap bersih dan rapi untuk ukuran Negara terkecil di Asia.

 

“Kau tahu? Wajahmu pucat pasi saat hendak turun tadi. Kau pasti bohong bilang gwenchanayo!” aku mulai bicara saat berjalan memasuki bandara berdampingan dengan Amber.

 

“Jinja? Anniyaa… aku baik-baik saja ko” jawab Amber kembali menyangkal.

 

“Yasudah, sesampainya di hotel nanti jangan lupa kau makan dan minum obat lagi. Arasso?” kuusap-usap kepala Amber perlahan sambil berjalan.

 

 

Key POV End

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet