Just One Day [ BTS ]

Description

Author pov-

            Pagi yang cerah disambut dengan kicaun burung dan hembusan angin pagi yang menyejukkan. Disebuah kamar bernuansah hitam putih tampak seorang namja yang baru saja bangun dari tidur panjangannya. Dengan hanya mengenakan piama namja itu berjalan kearah jendala kamarnya, perlahan dibukanya tirai yang menghalangi cahaya sang mentari masuk ke kamarnya. Namja itu menyipitkan mata saat cahaya matahari itu mengenai wajahnya. “ Sudah pagi ternyata ” ucap namja itu sambil berjalan kembali kekasurnya yang empuk. Dia kembali merebahkan tubuhnya yang tiba-tiba lemas sebelum dia jatuh pingsan untuk yang kesekian kalinya. Rasa sakit yang teramat membuat namja berwajah tampan itu mengerang kesakitan berusaha menahannya. Dia meremas sisi tempat tidurnya dan mencoba untuk meraih sesuatu di laci dekat tempat tidurnya. Dia mengambil sekotak obat yang berisi berbagai macam obat. Dengan gerakan cepat dia mengambil salah satu obat yang tersimpan disana dan segera meminumnya.

            Namja itu menghela napas pelan karena berhasil meminum obatnya sebelum penyakit yang dideritanya semakin parah. Namja bernama Kim Tae Hyung itu memandangi kotak obatnya dengan pandangan nanar. “ Sampai kapan aku harus menelam semua obat ini ”. Perlu kalian ketahui 2 tahun lalu V panggilan akrab Tae Hyung divonis oleh Dokter mengidap kanker darah atau yang lebih dikenal dengan Leukimia. Dokter memvonis V mengidap leukimia stadium 3 yang artinya keadaannya sudah parah. Dokter menyarankan untuknya agar mau menjalani kemo terapi dan operasi sumsum tulang belakang tapi V menolak itu semua. Dia percaya suatu saat nanti dia akan sembuh hanya dengan meminum obat-obatan itu secara terutin. Tapi sekarang kanker itu semakin parah dan perlahan-lahan terus menggerogoti tubuh V. Membuat namja itu semakin pucat dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

            Namun dia masih beruntung karena memiiki seorang yeojachingu yang sudah menemaninya selama 3 tahun terakhir ini. Meskipun begitu V masih enggan menceritakan penyakitnya ini pada yeoja yang dicintainya itu. Yeoja beruntung itu bernama Kim Eun Ra. V bertemu dengan Eun Ra saat dia datang keacara festival musik yang diadakan oleh pamannya dan saat itu V begitu terpesona melihat Eun Ra bernyanyi. Namun beberapa bulan setelah penampilan memukau Eun Ra itu yeoja bermata hazzel itu terpaksa kehilangan pita suaranya karena terlalu banyak bernyanyi hingga pita suaranya terluka. Eun Ra begitu terpukul mendengarnya tapi V selalu meyakinkannya bahwa dia tetap mencintai Eun Ra bagaimanapun keadaannya. Sampai dirinya divonis Dokter mengidap leukimia. Selama bersama Eun Ra dirinya selalu menunjukkan sikap baik-baik saja padahal ada kalanya saat dia begitu kesakitan hingga dia ingin mati saat itu juga. Tapi demi yeoja yang dicintainya V rela menahan rasa sakit itu sendirian.

            V kembali bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi. Dia baru sadar memiliki janji mengajak Eun Ra untuk berkencan seharian penuh. Dia tersenyum saat melihat foto dirinya dan Eun Ra saat berada di taman kota Seoul beberapa hari yang lalu. Difoto itu Eun Ra terlihat begitu cantik dan bahagia saat bersamanya. “ Aku berjanji akan selalu membuatmu tersenyum seperti itu selamanya chagi ” gumam V dengan tersenyum.

 

Skip

 

Tae Hyung pov-

            Pagi ini aku akan mengajak gadisku untuk pergi berkencan lagi. Kali ini aku akan mengajaknya keberbagai tempat yang belum pernah aku kunjungi berdua dengannya. Aku berjalan kearah motor berwarna putih yang selalu membawaku dan Eun Ra ke tempat yag kami inginkan. Aku tersenyum saat mengeluarkan sebuah kotak dari dalam saku jaketku. “ Hari ini akan menjadi hari yang sangat spesial untukmu ” gumamku sambil kembali memasukkan kotak berwarna merah jambu yang dihiasi pita berwarna putih diatasnya. Kulajukan motor ini membelah jalanan kota Seoul untuk menjemput bidadariku.

            Aku sampai disebuah rumah bergaya klasik dengan pagar berwarna coklat muda. Aku menekan bel rumah itu dan tak berapa lama orang yang aku tunggu keluar dengan mengenakan gaun selutut berwarna puch yang terlihat begitu pas ditubuhnya. Aku terpesona untuk yang kesekian kalianya melihat penampilan Eun Ra yang bagaikan bidadari yang jatuh dari surga. “ Waahh chagi aku tidak tau kau begitu cantik ” pujiku. Dia hanya tersenyum lalu menuliskan sesuatu di buku kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.

            “ Aish kau baru tau kalau aku ini cantik ” tulisnya yang langsung mengundang tawaku.

            “ Hahaha aku hanya bercanda. Kau tau kau itu sama sekali tidak secantik yang kau kira ” ejekku. Oh Tuhan sekarang betapa imutnya dia. Batinku saat melihat Eun Ra mempoutkan kedua bibir berwarna merah marunnya itu. Dia kembali menuliskan sesuatu.

            “ Huh tadi kau memujiku dengan berkata aku cantik. Tapi sekarang kau bilang kau tadi hanya bercanda saat mengatakan itu. Jadi secara tidak langsung kau ingin bilang aku ini jelek. Kalau begitu kita batalkan saja kencan hari ini. Moodku tiba-tiba hancur karenamu ” tulisnya panjang lebar dan sebelum dia kembali masuk kedalam rumahnya aku menahan pergelangan tangannya.

            “ Yaahh chagi tunggu dulu. Aku hanya bercanda. Kau benar-benar cantik hari ini dan kau tau mengapa aku berkata seperti itu tadi ” balasku dengan menunjukkan tampang serius. Dia hanya menggeleng.

 “ Aku berkata begitu agar kau tidak berdandan terlalu cantik saat aku mengajakmu berkencan. Karena kalau kau sampai terlihat begitu cantik aku takut namja lain akan menggodamu dan kau akan pergi meninggalkanku ” jelasku dengan pura-pura sedih. Dia menatapku tidak percaya dan kemudian menuliskan apa yang akan dia ucapkan di notebooknya itu.

            “ Hhaahh kau ini seperti anak kecil saja. Aku sama sekali tidak memiliki pikiran untuk pergi meningalkanmu. Sama sekali tidak ” tulisnya. Aku melihat kearahnya dan dia hanya tersenyum mengangguk kecil.

            “ Baiklah kalau begitu. Kajja kita berangkat sebelum hari semakin panas ” kataku sambil menyodorkan helm kearahnya.

            Tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah N Seoul Tower. Disana kami akan memasang gombok cinta dan membuang kuncinya. Digembok yang Eun Ra pasang dia menulis ‘ Kuharap aku bisa bernyanyi sekali lagi untuk V. Agar dia tau betapa aku sangat mencintainya ^^ ‘. Hatiku sesak saat membaca harapan Eun Ra itu. Aku benar-benar bersyukur memiliki yeojachingu sepertinya. Tuhan berilah aku waktu sehari saja untuk membahagiakannya. Batinku.

            Tempat kedua adalah taman bermain. Aku mengajaknya mencoba menaiki berbagai macam wahana yang pernah kunaiki saat masih kecil. Tapi saat aku sedang bergembira bersama Eun Ra kepalaku terasa pusing. Darah segar keluar dari hidungku. Aku tidak ingin Eun Ra melihat keadaanku yang seperti ini. “ Chagi pergilah duluan, aku ingin ke toilet sebentar ” ucapku dan segera berlari mencari toilet terdekat. Perutku terasa mual mungkin akibat aku terlalu banyak mencicipi berbagai makanan saat di Myeongdong sebelum kami kesini. Seluruh tubuhku terasa nyeri rasanya aku ingin mati saja. Tapi aku teringat Eun Ra yang masih menungguku entah dimana. Kurogoh saku jakutku dan kukeluarkan obat yang selalu kubawa. Lebih baik. Batinku setelah meminum obat. Aku merogoh saku satunya yang berisi kotak berwarna merah jambu itu. “ Kumohon bertahanlah sebentar lagi ” ucapku sambil memegang erat kotak itu.

            Aku keluar dari toilet setelah membersihkan darah yang keluar dari hidungku. Saat aku berjalan mencari Eun Ra, aku melihat seorang penjual permen kapas. “ Dia pasti suka ” gumamku sambil berjalan membawa permen kapas yang baru saja aku beli. Aku melihatnya tengah duduk disebuah bangku panjang sambil meminum Bubble Tea yang tadi kubeli untuknya. Senyumku tiba-tiba mengembang membayangkan bagaimana reaksinya nanti saat aku memberikan kotak itu padanya.

            “ Chagiya ... ” teriakku. Dia menoleh kearahku dan tersenyum melihatku membawa permen kapas. Dia menuliskan sesuatu saat aku sudah duduk disebelahnya.

            “ Untukku ? ” tulisnya. Aku memandanginya sebentar dan tersenyum jahil.

            “ Ani. Siapa bilang ini untukmu, aku membelinya untuk diriku sendiri ” kataku sambil membuka permen kapas dan memakannya sedikit. Sebenarnya aku tidak boleh memakan terlalu banyak makanan manis. Tapi tak apalah sekali ini saja aku melanggar larangan Dokter.

            Aku meliriknya yang sedang mempoutkan bibirnya lagi. Kebiasaan buruknya itu selalu saja bisa membuat hatiku luluh melihatnya. Dia begitu menggemaskan ingin rasanya aku mencubit pipinya itu. Aku tidak bisa menahan tawaku saat melihat aksi marahnya itu.

            “ Chagi, kau begitu imut saat marah hahaha ... Ini untukmu, tapi maaf sudah kumakan sedikit hehehe ” kataku menyodorkan permen kapas itu dihadapannya. Oh Tuhan dia begitu seperti anak kecil saat aku memberinya ini. Batinku.

            “ Gumawo, Tae ” tulisnya saat menerima permen kapas itu. Aku hanya tersenyum melihatnya. Bagaimana aku bisa pergi meninggalkannya kalau dia begitu manis seperti ini sama seperti permen kapas itu. Aku begitu takut membayangkan saat aku harus meninggalkannya sendirian seperti ini suatu hari nanti. Bila aku memiliki sedikit umur yang lebih panjang lagi mungkin aku akan selalu membuatnya tertawa bahagia bersamaku.

            Sorenya kami pergi ketempat ketarkhir yaitu Sungai Han. Disana aku akan memberikan kotak itu padanya. Setidaknya sebelum aku meninggalkan dunia ini dia memiliki sesuatu yang selalu mengingatkannya padaku. Perih rasanya melihat kenyataan yang begitu kejam ini. Aku tidak tega membuatnya menangis lagi. Terakhir kali aku membuatnya menangis saat aku mencoba sahari saja untuk menjauhinya, tapi itu justru membuatku semakin terluka. Dia terlihat begitu bahagia saat aku mengajaknya kesini. Senyumnya tidak pernah lepas dari wajah cantinya. Tuhan berikan aku kekuatan untuk ini. Batinku saat kurasakan tubuhku kembali terasa sakit. Aku tidak ingin dia melihatku seperti ini.

            Aku mengajaknya duduk ditepi Sungai Han dan menikmati angin yang bertiup dengan perlahan. Rambutnya yang dibiarkan terurai berterbangan ditiup angin. Lagi-lagi aku terpesona bahkan saat melihatnya seperti ini. “ Cantik ” gumamku tanpa aku sadari. Eun Ra menoleh kearahku dan menatapku dengan tanda tanya. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku merogoh saku jaket sebelah kananku untuk mengambil kotak itu. Ini saatnya. Batinku.

            “ Ehm ... Eun Ra ” kataku sambil menunduk. Dia menoleh kearahku. “ Ehm ak ... aku ingin ... ehm ... sebenarnya ... ” tiba-tiba saja aku menjadi gagap karena dipandangi oleh Eun Ra dengan begitu intens. Dia memiringkan kepala bingung melihatku seperti ini.

            “ Sebenarnya aku ingin ... ” belum sempat aku menyelaikan perkataanku saat hujan tiba-tiba saja turun. Aku merutuki turunnya hujan yang mengganggu moment romantis ini. Buru-buru kumasukkan kotak itu kesaku celana jeansku.

            “ Kajja, kita pulang ” kataku sambil menarik tangannya. Dingin. Aku menoleh kearahnya dan baru menyadari Eun Ra hanya mengenakan gaun lengan pendek. “ Aish kau ini mengapa memakai pakaian seperti itu tadi ” omelku sambil melepas jaket yang kukenakan dan memberikan padanya.

            Kulajukan motor putih itu dengan kecepatan tinggi saat kurasa hujan semakin bersemangat untuk turun. Sial mengapa saat aku ingin memberikannya malah jadi seperti ini. Aku merutuki keterlambatanku untuk memberikan kotak itu padanya. Untung saja saat sampai di rumah Eun Ra hujan sudah berhenti. Meskipun kami sampai dalam keadaan basah kuyub, tapi setidaknya Eun Ra masih terlihat kering karena mengenakan jaket yang kuberikan padanya. Lagi-lagi rasa sakit itu kembali datang dan kali ini saat aku mengantarkannya pulang. Aku memcoba menahan rasa sakit ini dan terus tersenyum sambil mengantarnya masuk kedalam. Eun Ra menuliskan sesuatu.

            “ Gwenchanayo ? Kau tampak pucat ” tulisnya. Aku terkesima membaca tulisannya itu. Apa aku terlihat kesatikan sampai-sampai dia bertanya seperti itu padaku ? Aku memaksakan seulas senyuman dan menggeleng perlahan. Padahal kepalaku begitu pusing bahkan penglihatanku mulai berkunang-kunang. Kumohon bertahanlah sebentar lagi. Batinku.

            “ Kalau begitu aku pulang dulu nde ” ucapku hendak melagkahkan kaki saat dia menahan lenganku. Eun Ra menatapku sesaat dan memberikan jaketku. Aku teresnyum menatap matanya yang begitu indah. “ Aku pulang nde ” ucapku lagi.

            Berat bagiku untuk meninggalkannya seperti ini. Aku berpikir ulang saat hendak mengeluarkan motorku. “ Mungkin ini saatnya ” gumamku. Aku berlari menyusuri taman rumahnya dan berdiri tepat di depan pintu. Kuketuk pintu itu dengan keras, tidak penah aku merasa bersemangat seperti ini. Tidak lama Eun Ra keluar dan menatapku kebingungan. Aku menarik napas mencoba menenangkan diriku. Kukeluarkan kotak itu dan menyodorkannya pada Eun Ra.

            “ Sebenarnya ini yang ingin kuberikan padamu tadi saat di Sungai Han. Tapi hujan lebih dulu turun jadi aku tidak jadi memberikannya padamu ” ucapku sambil menatap matanya dalam-dalam. “ Saranghae, Kim Eun Ra ” ucapku lagi sambil mengeluarkan sebuah cincin dari dalam kotak itu dan memasangkannya pada jari manis Eun Ra. Setelah memasangkan cincin itu aku mencium keningnya dan memeluknya. Dia tampak kaget karena semua ini.

            “ Jeongmal saranghamnida, Eun Ra ” bisikku dan melepas pelukan yang mungkin menjadi pelukan terakhirku untuknya. Aku berjalan pergi meninggalkannya yang masih diam mematung. Aku tersenyum dan melambaikan tangan saat meninggalkan rumah bergaya klasik itu. Terima kasih Tuhan, Kau telah memberiku satu hari untuk membuat yeoja yang aku cintai bahagia. Terima kasih karena membiarkanku melakukannya sebelum aku pergi meninggalkannya. Setidaknya sebelum aku pergi aku lebih dulu membuatnya tersenyum bahagia menikmati setiap detiknya bersamaku. Sekarang hatiku begitu tenang untuk meninggalkannya.

 

Eun Ra pov-

            Hari ini aku begitu bahagia karena V mengajakku berkencan. Memang ini bukan kencan pertama kami, tapi rasanya benar-benar menyenangkan. Bahkan yang biasanya dia hanya bisa bersamaku setengah hari saja karena harus mengurus perusahaan rekaman milik Pamannya hari ini dia menyempatka cuti agar bisa bersamaku seharian penuh. Entah mengapa hari ini aku merasa hari terakhirku bisa melihat senyum manis V. Padahal masih ada hari esok untuk melihatnya tersenyum lagi.

            Kami pergi keberbagai tempat seperti N Seoul Tower untuk memasang gembok kemudian berlanjut ke Myeongdong untuk mencicipi berbagai makanan khas Korea di Street Food, lalu ke taman bermain. Disana V mengajakku mencoba semua permainan yang ada seperti kincir angin, jetcoster, rolercoster dan masih banyak lagi. Bahkan dia membariku permen kapas. Aku sempat marah karena dia menggodaku, tapi aku tidak akan sampai kapanpun bisa benar-benar marah padanya. Aku bersyukur bisa memilikinya meskipun aku tidak bisa berbicara. Padahal aku sangat ingin menyanyikan satu lagu kesukaanku untuknya.

            Kencan kami berakhir di Sungai Han. Disana kami duduk berdua dan menikmati pemandangan malam hari kota Seoul. Begitu romantis sampai hujan mengacaukan segalanya. Meskipun begitu masih ada hari esok untukku selalu bersamanya. V mengantarku pulang dan saat itu aku baru menyadari wajahnya bagitu pucat. Mungkin dia kelelahan karena seharian bersenang-senang denganku. Aku sempat khawatir melihatnya sepucat itu bahkan terkesan sedang menahan sakit. Terkadang aku melihatnya seperti orang yang sedang kesakitan, tapi saat kutanya apa dia baik-baik saja dia hanya tersenyum dan meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja. Tapi hari ini begitu berbeda, seakan aku akan kehilangannya untuk selamanya. Bahkan saat dia berjalan pergi aku merasakan sesak menghimpit rongga dadaku.

 Hati kecilku berteriak untuk mencegahnya pergi. Namun terlambat V sudah menghilang. Belum sempat aku naik ke kamar untuk mengganti baju terdengar suara ketukan pintu. Aku terlonjak kaget. Mungkinkah V kemabali ? Batinku senang. Dengan cepat aku berlari kearah pintu dan benar saja V berada disana dengan naps yang terengah-engah. Wajahnya tampannya tampak lebih pucat dari sebelumnya. Tuhan semoga namjachinguku ini baik-baik saja. Aku terkejut saat V menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna merah jambu dengan hiasan pita putih diatasnya.

            Dengan napas yang sudah kembali normal dia berkata padaku. “ Sebenarnya ini yang ingin kuberikan padamu tadi saat di Sungai Han. Tapi hujan lebih dulu turun jadi aku tidak jadi memberikannya padamu ” ucapnya sambil menatapku begitu dalam. Matanya menyiratkan kebahagiaan yang meluap-luap. “ Saranghae, Kim Eun Ra ” ucapnya lagi dengan mengeluarkan sebuah cincin dari kotak itu dan memasangkannya dijariku. Aku terkejut melihatnya. Tidak pernah sekalipun aku membayangkan V akan memberiku sebuah cincin. Aku menatapnya tidak percaya. Tiba-tiba saja dia mengecup keningku dan memelukku begitu erat. Dingin. Itu yang kurasakan saat berada didalam pelukannya. Bayangan akan kepergiannya kembali datang. Tuhan pertanda apa ini ? Batinku.

            “ Jeongmal saranghamnida Eun Ra ” bisiknya ditelingaku dan melepaskan pelukannya yang kali ini terasa begitu dingin. Tidak seperti pelukan sebelumnya yang terasa hangat dan membuatku nyaman. Setelah mengatakan itu dia pergi meninggalkanku yang masih terkejut diabuatnya. Hati kecilku kembali berteriak untuk menahannya agar tidak pergi. Namun lagi-lagi dia telah pergi lebih dulu. Aku tersenyum saat melihatnya melambaikan tangan kearahku dan kubalas lambaian itu.

            Beberapa saat setelah V pulang perasaan tidak enak menghampiriku. Aku berjalan untuk mengambil fotoku dan dia beberapa hari yang lalu saat kami berkencan di Cheonggyecheon Stream. Tiba-tiba saja pigora yang kupegang itu jatuh dan pecah saat terdengar ketukan pintu. Aku terkejut karenanya. Tuhan perasaan apa ini ? Mengapa seakan ada hal buruk yang terjadi pada V ? Aku berjalan menuruni tangga dan segera membukakan pintu yang sedari tadi diketuk dengan kencang. Saat kubuka betapa terkejutnya aku melihat siapa yang ada di balik pintu itu. Suga. Batinku. Namja itu berdiri sambil terengah-engah didepan pintu rumahku. Bagaimana dia tahu ini rumahku ? tanyaku dalam hati. 

            Aku memang mengenalnya, tapi itu pun saat V mengajakku menjenguk namja bernama asli Min Yoong Gi itu. Aku tau hanya sebatas Suga adalah sahabat masa kecil V bahkan sampai sekarang. Tapi mengapa namja ini malam-malam datang ke rumahku ? Belum sempat aku menulis sesuatu dia lebh dulu berkata padaku. “ Terjadi sesuatu pada V ... ” ucapnya menggantung. Seketika itu juga aku menghentikan kegiatan menulisku.

            “ Taehyung ah maksudku V, dia ... dia ... telah ... ” lagi-lagi ucapannya menggantung. Aku menatapnya kesal karena sedari tadi dia selalu saja menggantungkan ucapannya. Itu yang membuatku semakin diselimuti rasa khawatir. “ Dia telah tiada dan sepertinya kau perlu tau itu ” ucapnya lagi dengan menundukkan kepala. Tunggu apa yang barusan dia bilang. V kenapa ?

            Aku menatap Suga tidak percaya. Berani-beraninya dia berkata V telah tiada padahal tadi dia baru saja memberiku cincin ini. “ Aku tau kau tidak percaya mendengarnya, tapi itulah kenyataanya. Dia divonis oleh Dokter mengidap leukimia. Penyakit itulah yang membuatnya kehilangannya nyawa, tapi untunglah dia sudah memberikan itu padamu ” ucap Suga lagi dengan elihat cincin yang melingkar dijari manisku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Perasaan sesak seketika itu juga datang menghimpit paru-paruku, kepalaku terasa berat seakan ada beban berat yang menimpaku. “ Kuharap kau bisa menerima kenyataan pahit ini ... ” aku tidak bisa mendengar kata-kata Suga lagi saat kurasakan semuanya berwarna putih.

            Pagi harinya aku terbangun ditempat tidur. Aku kembali mengingat semua yang terjadi semalam. Perasaan bahagia yang sebelumnya kurasakan berganti menjadi perasaan sedih yang teramat sangat. Sebulir air mata menetes begitu saja berubah menjadi sungai kecil yang membasahi pipiku. Hatiku sakit harus menerima kenyataan yang begitu pahit ini. Aku melihat kearah laci dan menemukan sebuah surat. Dengan tangan bergetar aku mengambil surat itu.

 

30 Desember 2013

Dear Eun Ra

Annyeong chagi ^^

 Mianhae aku tidak memberitahukan ini semua padamu terlebih dulu dan malah Suga yang mengatakannya. Arraseo arraseo. Kau pasti sangat marah dan kecewa padaku kan, tapi asal kau tau aku melakukan semua ini karena aku takut kau akan sedih dan kita tidak bisa pergi dengan bebas lagi karena kau mengkhawatirkan keadaanku. Aku hanya ingin membuatmu bahagia saat bersamaku. Diumurku yang pendek ini aku ingin menghabiskan waktu yang tersisa hanya bersamamu saja, chagi. Aku takut sewaktu-waktu aku pergi meninggalkanmu dan kau akan sangat terpukul karenanya. Maka dari itu aku memutuskan untuk memberikan satu hari yang istimewa hanya berdua denganmu. Hanya satu hari aku bersenang-senang bersamamu. Hanya satu hari aku bisa puas menggenggam tanganmu. Hanya satu hari aku melanggar semua peraturan dari Dokter itu. Hanya satu hari aku akan membuatmu selalu tertawa riang hingga seumur hidup. Dan hanya satu hari itulah yang bisa aku berikan padamu sebelum ajal menjemputku. Mianhae karena tidak bisa selalu memberikan seperti satu hari itu setiap hari. Karena hanya satu hari itu lah yang akan menjadi kenangan indah yang mampu kuberikan untukmu, chagi.

            Jebal uljimayo, chagi. Kalau kau menangis maka percuma saja satu hari yang kuberikan padamu itu. Hapuslah air matamu itu dan gantilah dengan senyuman yang selalu kau berikan padaku. Aku percaya hari-harimu selanjutnya akan lebih indah. Kalau kau merindukanku kau hanya perlu melihat cincin yang kuberikan itu dan mengingat kembali satu hari kebersamaan kita. Dengan begitu kau akan tersenyum lagi ^^ Oh Iya aku akan memberitahukan harapanku yang kutulis digembok cinta waktu itu. Harapanku adalah bisa membuatmu selalu tersenyum sampai kapanpun meskipun aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Mungkin itu menggelikan, tapi itulah harapan terbesarku. Kuharap satu hari itu menjadi satu hari yang terbaik dalam hidupmu karena bagiku satu hari itu adalah satu hari terbaik sepanjang sisa umurku. Satu hal yang ingin aku tanyakan padamu meskipun aku tidak bisa menanyakannya langsung padamu. Can you please stay with me ?

 Tangisku pecah seketika setelah membaca surat dari V. Kalau saja aku tahu satu hari itu adalah satu hari terakhir aku bersamamu mungkin aku akan mengatakan betapa cintanya aku padamu. Ingin rasanya saat ini juga aku berteriak “ Nado jeongmal saranghae Kim Tae Hyung ”

 

~ The End ~

Foreword

Ini FF pertama yang aku posting disini, jadi maaf ya kalau jelek dan sebagainya.

FF ini murni hasil pemikiran author/? Zero-chan hehehe .... FF ini asal usulnya gara-gara keseringan dengerin lagunya BTS - Just One Day dann ..... berakhir menjadi sebuah FF yang ehm .... mungkin abstrak ini :v

Maaf ya kalau banyak typo, kata-katanya gak jelas dan susah dimengerti/?

Selamat membaca ....

Don't be a shider's ^^

Comments

You must be logged in to comment
330nai #1
thor ff nye keen bangat. aku suka
Yoongi21 #2
Wah 대박 thor. Meskipun alurnya agak kecepetan tapi tetep keren. Ditunggu post selanjutnya ^^