Good Bye

Description

Hal yang paling susah dalam hidup adalah melepas seseorang untuk pergi ;(

Foreword

 

Good Bye

 

 

Hyo Yeon POV.

“Tiffany Hwang! Ppali kita sudah terlambat!”

 Hi! Kenalkan namaku Kim Hyo Yeon, kelas 11 Anyang High School umur 16 tahun, golongan darah AB, tinggi 160, hobi dance dan bersahabat dengan Tiffany Hwang!

“maaf kelamaan hehe, aku belum minum susu”

 Ini sahabatku namanya Tiffany Hwang kami sudah bersahabat sejak kelas 5 SD, Dia kelas 11 Anyang High School, umur 16 tahun, golongan darah o, tinggi 162, hobi bermain seruling dan sangat manja, setiap hari dia harus minum susu, cengeng dan tidak pernah bersikap dewasa, upps sepertinya itu aib- aibnya hehe…

“kau harus belajar mengatur waktu!”

~Gerbang sekolah~

“Hyo gerbangnya sudah ditutup.. gimana ini..” Tiffany ini.. aku juga bisa lihat kalau gerbangnya sudah ditutup “aduh kamu sih kelamaan minum susu” ucapku sedikit kesal, coba tadi dia tidak kelamaan pasti kita sudah masuk “Hyo.. jangan bilang begitu, akukan sudah minta maaf..” Tiffany terlihat memelas dan ingin menangis, aduhh dia selalu membuatku merasa bersalah “yasudah kita panjat saja gerbang ini” aku segera melempar tas ke atas gerbang “Hyo aku takut..”, “sudah cepat lempar tas mu, sini kubantu” ucapku samil mengulurkan tangan, dia melempar tasnya lalu menyambut uluran tangan ku.

 Kami berhasil masuk kesekolah, tapi pelajaran Bahasa Korea sudah dimulai, kami tidak mungkin diperolehkan masuk kekelas “Hyo bagaimana ini?” Tiffany terlihat ingin menangis, aku membiarkannya lalu menarik tangannya keruangan musik “kita tidak bisa masuk lebih baik kita tunggu disini, sampai pelajarannya selesai” aku duduk di kursi piano dan Tiffany mengikuti ku “Fany! Masih ada kursi lain kenapa kau duduk diisampingku? Sempit tahu..” Tiffany menunduk dan mengatakan dia takut kalau ada guru yang datang, aku hanya bisa mendengus sebal.

 ‘TRINGGGG…..!’ Aku tersentak bangun , aku ketiduran, sudah bel? Itu berarti aku sudah melewatkan pelajaran Bahasa dan Matematika! Gawat, kulirik Tiffany dia sedang tertidur “Fany Fany Tiffany bangun kita sudah melewatkan 2 pelajaran!” Dia terbangun dengan kaget “apa? Bagaimana bisa?” aku langsung menariknya, ini sudah jam istirahat tapi tetap saja aku takut, bagaimana jika kami dikira kabur?

 “kalian habis dari mana? Tadi ada ulangan mendadak Matematika, apa kalian baru datang?” Tanya Jessica temanku “ulangan? Ayo Hyo kita harus ulangan susulan!” Tiffany menarikku “bagaimana kita menjelaskannya kita bisa dihukum kalau ketahuan telat dan tertidur di ruang musik” aku tahu kita harus ulangan tapi.. Ahh aku bisa stress Tiffany terdiam apa yang dia pikirkan? “yasudah kita duduk saja, aku takut” takut, takut, takut terus yang dikatakannya apa dia tidak bisa menenangkan ku? Dia malah membuatku bertambah panik. -_-

~Pulang Sekolah~

Tiffany POV

“besok jangan membuatku terlambat lagi Tiffany, bangunlah lebih pagi jangan matikan alarm mu, lebih baik kau membeli susu kotak dari pada susu bubuk, aku tahu kau tidak bisa membuat sesuatu dengan benar dan jangan terus mengatakan ‘aku takut’!” Hyoyeon menceramahiku, aku sudah terbiasa diceramahi olehnya dan aku tidak pernah merasa kesal, karena dia mengatakan itu dengan kasih sayang umurku memang 1 bulan lebih tua darinya tapi jujur dia lebih dewasa dariku “baik maafkan aku, nanti kita kerjakan pr bersama ya~” ucapku lembut, dia mengangguk.

~Rumah Tiffany~

 “Hyo kau sudah selesai? bagaimana soal nomor 4?” Hyoyeon mendekati ku “ahh ini mudah caranya sama dengan yang nomor 3, ngomong- ngomong nomor 2 mu salah kau harus membaginya dulu” Hyo membantuku menghitung sampai aku selesai.

 “Tiffany apa kau ada rompi biru lain rompiku dua- duanya sedang kucuci” yang Hyo maksud adalah rompi sekolah untuk seragam hari Rabu “ada ambil saja dilemariku” jawab ku sambil membereskan peralatan tulis ku. “Fanyyy! Kenapa lemarimu berantakan seperti ini!” Hyo mengejutkan ku, aku memang tidak pernah mebereskannya aku tidak bisa melipat dengan benar “Hyo kau memuatku terkejut kaukan tahu aku tidak pernah merapihkannya” Hyo memasang wajah kesal lalu mengeluarkan semua pakaianku dan melipat ulang semuanya “makasih Hyo Eonni” HyoYeon memanyunkan bibirnya “belajarlah melipat dengan benar! Dan jangan memanggilku Eonni” aku tertawa kecil mendengarnya dia benar- benar sahabatku yang paling baik sedunia.

 ~Keesokan Harinya~

Hyo POV

 “Tiffany!” panggilku didepan rumah Tiffany “Hyo.. masuk dulu buatkan aku susu” Tiffany membuka pintu “Ahh memangnya aku pembantumu, yasudah kubuatkan” Tiffany tersenyum sambil menarikku kedapur “lain kali aku akan membeli susu kotak” Tiffany tersenyum lagi “itu saranku kemarinkan?” Tiffany mengangguk, aku memberikan susunya “Gumawo” dia langsung meminum habis susunya “ayo berangkat” aku menarik tangannya.

~Sekolah~

 “oh iya Tiffany apa besok orang tuamu akan ke Jeju?” tanyaku pada Tiffany, orang tua kami bekerja ditempat yang sama “iya, eomma bilang besok dia akan pergi dengan orang tuamu juga” aku mengangguk “tapi Eomma, appa ku bilang mereka tidak berangkat bersama eommamu, mungkin eommaku duluan, tadi eomma mu berangkat pagi?” Tanya ku lagi “iya dan dia tidak membuatkan ku susu dulu” Tiffany memajukan bibirnya “Kau harus mandiri” ucapku dengan maksud menasehatinya.

Tiffany POV

“Kau harus mandiri” eomma dan appa juga mengatakannya pada ku tapi aku tidak pernah memikirkannya entah kenapa saat Hyo mengatakannya aku jadi memikirkan kalimat itu, apa aku terlalu manja? entahlah.

~Rumah Tiffany~

“fyuh.. aku sudah selesai” hari ini kami mengerjakan pr bersama lagi “Hyo nomer 10 apa?” Hyoyeon mendekatiku dan melihat bukuku “jawabannya ada dihalaman 35” Hyoyeon kembali ketempat duduknya “katakan saja apa jawabannya” aku malas mencari jawabannya “jika seperti itu kau akan menjadi anak bodoh, cepat cari sendiri” huft Hyo kejam.

 “Hyo buatkan aku makan malam, eomma pulang larut” pinta ku pada Hyoyeon “Hya! Fany aku sahabatmu bukan pelayanmu!” uups Hyo marah “Hyo jangan teriak seperti itu aku takut” ucapku menunduk “maaf, akan kubuatkan kau ramyeon” Hyoyeon langsung berjalan kedapur “ah.. kau benar- benar baik Hyo Gumawo” Hyoyeon tidak menanggapiku dia hanya sibuk membuat makanan, aku memang bodoh untuk membuat ramyeon saja tidak bisa “kau harus belajar memasak” ucap Hyoyeon diselang kesibukannya “ya~” hanya itu yang bisa kukatakan.

~Esoknya~

 “Hyo aku takut, bagaimana aku tidur nanti malam?” tanyaku eomma dan appa tadi pagi sudah berangkat menuju Jeju “tentu saja menutup matamu” jawab Hyo singkat “Hyo! Kalau itu aku sudah tahu! Maksudnya aku takut sendiri dirumah. Kau enak masih ada Kim Min Gyu” aku kesal mendengar jawaban Hyo, Min Gyu adalah adik laki- laki Hyoyeon “Min Gyu ikut eomma dan appa, aku sendirian, kakakmu Leo Hwang dan Michelle Hwang apa tidak pulang untuk menemanimu?” aku menggeleng, kedua kakak ku itu tinggal di California “tidak mereka bilang aku sudah besar” Hyo memandangku “kau sudah besar kau harus bisa mejaga dirimu sendiri” aku terdiam, aku merasa aku ini masih kecil “aku masih kecil Hyo..” Hyo hanya diam mendengarku.

 “suatu saat nanti, bagaimana jika semua orang meninggalkan mu? Kau harus mencari teman lebih banyak, kau harus mengalahkan rasa takutmu, jangan menjadi seorang pengecut, orang- orang yang saat ini berada disisimu tidak selamanya akan berada disisi mu, kau sudah dewasa sekarang, berubahlah jangan menjadi seperti anak kecil lagi” kata- katanya mebuatku terharu “aku tidak bisa, kau harus selalu berada disisiku Hyo” Hyoyeon menggeleng “kau bisa jika kau yakin kau bisa, berusahalah aku selalu mendoakan mu” lalu kami berpelukan, aku ingin menangis tapi Hyoyeon pasti akan memanggil ku cegeng kutahan air mata ku, entah kenapa aku merasa akan kehilangannya.

 “Kim Hyoyeon!” panggil mrs. Victoria wali kelas kami, “ada hal penting yang harus kau dengar…” apa? Ada apa? Hyoyeon berlari meninggalkanku sambil membawa tasnya, entah kenapa ada ku tidak bisa bergerak, aku diam ditempat, saat pelajaran dimulai Hyo belum kembali, aku takut, aku bahkan tidak mengeluarkan buku satupun.

~Malamnya~

Ada apa dengan Hyoyeon? Kutelfon juga tidak dijawab, lebih baik aku kerumahnya.

Rumahnya ramai, “permisi Ahjumma ada apa ini?” tanyaku pada seorang Ahjumma “apa kau temannya Hyoyeon?” aku mengangguk “eomma, appa dan Kim Min Gyu, adik Hyoyeon kecelakaan kalau tidak salah tadi pagi dalam perjalanan ke Jeju….” DEG! Hyoyeon tidak mengatakannya padaku bagaimana nasibnya sekarang? “….sepertinya dia akan kerumah neneknya di Incheon, dan sepertinya rumah ini akan dijual, dia terlalu teruru- buru ya” lanjut ahjumma tadi “terimah kasih ahjumma” ucapku sambil berusaha masuk kerumah Hyoyeon, dia terlihat sedang mengemasi barang- barangnya “Hyo..” panggilku pelan “Tiffany aku harus pergi, Eomma, appa dan Min Gyu dimakamkan di Incheon, nenekku memintaku menjual rumah ini untuk pengobatan kakekku dan untuk urusan lain, maafkan aku Tiffany Hwang, aku berangkat malam ini, sekarang, aku menyayangimu Fany” Hyo.. aku menangis diam- diam.

 Rumah Hyoyeon mulai sepi aku berdiri agak jauh dari rumahnya. Sebuah mobil berwarna hitam datang, Hyoyeon keluar rumah membawa 3 atau 4 tas lalu masuk kemobil tadi, jalanan sepi kembali… Tunggu! Tadi Hyo? Dia pergi ke Incheon?? Kenapa aku tidak memikirkannya?? Bahkan tanpa salam dan pelukan perpisahan!

 “Hyoyeon!!!!!!!!!!!” aku meneriaki namanya percuma “HYOYEOONN!!!!!, dia sudah jauh, aku hanya bisa pulang sambil menangis, ‘Hyo jahat’ ucapku dalam hati.

 

 

#3 Tahun Kemudian#

 Aku Tiffany Hwang, umur 20 tahun. Sudah 3 tahun semenjak kepergian Hyoyeon, sekarang aku berada di Incheon Bridge, aku akan mengunjungin rumah nenek Hyoyeon, aku sudah berubah, kurasa begitu sekarang aku bisa membuat susu sendiri :D, dengan berbekal alamat di kertas kecil ini aku melangkah, aku merindukan Hyoyeon sudah 3 tahun aku tidak melihat senyumnya, tidak mendengar nasehatnya, tidak merasakan Ramyeon dan susu buatannya Hyo how are you?

 Rumah bercat putih dengan pagar coklat. di kertas yang kupegang, tertulis bercat biru dan pagar hitam… entahlah mungkin sudah dicat ulang, ini benar alamatnya, aku tersenyum- senyum sendiri karna berhasil sampai disini dengan selamat. ‘Ting.. Tong..’ aku menekan bel rumah ini. Seorang perempuan yang terlihat keibu- ibuan keluar dengan wajah ‘siapa itu’ “permisi ini rumah Hyo kan?” Tanya ku, aku juga sedikit bingung siapa perempuan ini? “Hyo? Siapa ya? Adik ini juga siapa?” dia tidak tahu Hyo? Aku menunjukkan kertas kecil yang kupegang “ini benar alamatnya kan bu?” Tanya ku orang itu mengganguk “jadi ini rumah Kim Hyo Yeon kan?” ibu itu membelalakkan matanya “oohh.. adik ini mencari Kim Hyo Yeon? Temannya ya?...” aku ingin meralat dengan kata ‘sahabatnya’ tapi sudahlah biar saja, ibu itu menyuruhku masuk.

 “begini saya tinggal dirumah ini kurang lebih setahun, dulunya rumah ini milik Hyo Yeon dan neneknya tapi 2 tahun yang lalu rumah ini kebakaran Hyoyeon, nenek, dan kakekknya terjebak disini dan … mereka meninggal hari itu juga…” aku terkejut! Sangat terkejut apa orang ini berbohong? Ibu itu terus melanjutkan ceritanya katanya Ia merenovasi rumah ini, aku tidak mendengar dengan baik, Hyo Yeon meninggal?.

 Ibu itu memberi tahu makam Hyo Yeon, disamping makam Eomma, appanya dan Min Gyu. “HYOOYEEOONNNN!!!!!!!!!!!!!!” aku berteriak sambil memeluk nisan Hyoyeon “KAU JAHAT HYOYEON KAU MENINGGALKAN KU! KAUKAN TAHU AKU TIDAK PUNYA TEMAN LAIN SELAIN DIRIMU! KENAPA KAU MENYUSUL EOMMAMU BEGITU CEPAT! Aku benci Hyoyeonn….” Aku mulai menangis. hyoyeon.. hyoyeon jahat.

 Kata- kata Hyoyeon 3 tahun lalu terus terdengar ditelingaku.

“kau harus belajar mengatur waktu!”

“belajarlah melipat dengan benar!”

“Kau harus mandiri”

“kau harus belajar memasak”

“kau sudah besar kau harus bisa mejaga dirimu sendiri”

“suatu saat nanti, bagaimana jika semua orang meninggalkan mu? Kau harus mencari teman lebih banyak, kau harus mengalahkan rasa takutmu, jangan menjadi seorang pengecut, orang- orang yang saat ini berada disisimu tidak selamanya akan berada disisi mu, kau sudah dewasa sekarang, berubahlah jangan menjadi seperti anak kecil lagi”

“kau bisa jika kau yakin kau bisa, berusahalah aku selalu mendoakan mu”

Dan kata- kata terakhirnya…

“Tiffany aku harus pergi, Eomma, appa dan Min Gyu dimakamkan di Incheon, nenekku memintaku menjual rumah ini untuk pengobatan kakekku dan untuk urusan lain, maafkan aku Tiffany Hwang, aku berangkat malam ini, sekarang, aku menyayangimu Fany”

Aku juga menyayangimu Hyo…

Selamat tiggal, Semoga kau tenang disana Kim Hyo Yeon.

 

 

 

 

THANK YOU FOR READ MY FF~

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet