Chapter 1 : Secret Admirer, He's Back?

Secret Admirer

"Sometimes, the more you hide your feelings for somebody, the more you fall for them"

 

AUTHOR POV

Suatu pagi yang cerah di Tokyo, Jepang. Seorang gadis tengah terlelap di tempat tidur berwarna merah muda yang penuh dengan boneka berwarna senada dengan tempat tidurnya.

Ia memakai piyama favoritenya dengan rambut yang  tidak karuan, bisa dibilang rambutnya sekarang ini seperti  Sadako di film The Ring.

Ia tengah bermimpi sampai tidak menyadari bahwa matahari sudah terbit sedari tadi di hari pertamanya masuk Senior High School. 
"Yukaaaa!!! Yuka bangun sudah pagi! Jangan sampai kamu terlambat sekolah!" Teriak seorang wanita paruhbaya dengan wajah khas jepang yang sangat kental, dan sekilas mirip dengan Yuka. 
Ya, ia adalah ibu Yuka. 
"Uhh, ibu ini masih terlalu pagi, aku masih mengantuk" balas Yuka dengan suara memohon. 
"Sudah cepat bangun nanti kamu terlambat!" Balas ibu.

--------------------

7:50

Hari masih pagi tapi seorang gadis sudah berlari terengah-engah. Saat melihat gadis itu kau bisa menyamakannnya seperti seorang anak kecil yang mengejar balon yang tertiup angin.

Yuka sudah terlambat ke sekolahnya padahal hari ini adalah hari pertamanya masuk Senior High School.  Ia berpakaian khas anak sekolah dengan tas gemblok, rok hitam pekat diatas lutut, dan kemeja putih, tidak lupa sepatu converse putih kesayangannya. Ditangannya ia membawa Novel Harry Potter dan sketch book. Ia terlihat sangat menggemaskan dengan rambut kuncir kudanya.
"Huh, hampir saja aku ketinggalan kereta" keluh Yuka dengan napas terengah-engah karena ia  berlari tak karuan ke stasiun kereta tadi.

Sesampainya ia didalam kereta ia lalu bergegas mencari tempat duduk dan segera memasangkan earphone ke telinganya untuk mendengarkan beberapa lagu.

 

------------

Yuka sudah tiba didepan gerbang sekolah barunya, ia berhenti sejenak, menatap papan tulisan yang ada di atas kepalanya yang bertuliskan "Welcome to Tokyo Senior High School" Ia hanya memastikan ia tidak masuk ke sekolah yang salah.

Sungguh sangat tidak lucu jika dihari pertamanya masuk Senior High School ia ternyata masuk sekolah yang salah.Setelah yakin tidak masuk ke sekolah yang salah Yuka bergegas masuk kedalam halaman sekolah barunya.

Dan, sekali lagi Yuka berhenti sejenak, bukan karena ia masuk sekolah yang salah, melainkan ia tidak tahu dimana ia akan menghabiskan waktu untuk belajar kurang lebih 6 jam selama 3 tahun. 
Lebih tepatnya ia tidak tahu kelas barunya.

 

YUKA POV

"Baka!!!" Omelku pada saat aku tahu bahwa aku tidak membawa kertas pemberitahuan dimana kelas baruku.

Aku lupa bahwa kertas pemberitahuan yang seharusnya kubawa itu masih tergeletak rapih di meja belajarku, dan bahkan aku belum menyentuhnya sama sekali. Jadi bisa dipastikan bahwa aku sekarang benar-benar tidak tahu dimana kelas baruku.

"Kau benar-benar bodoh yuka!" Omelku sambil terus berjalan tanpa arah, melihat kekiri dan kekanan, berharap menemukan pencerahan.
"ah! Biasanya pemberitahuan pembagian kelas ada di mading" seruku dalam hati.

Setelah menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan setiap sudut sekolah seperti mata-mata akhirnya aku menemukan mading sekolah ini.

"Ah itu dia!" Seruku senang seperti seorang yang baru saja menemukan dompetnya yang hilang selama tiga hari. Ah itu berlebihan.

Aku berlari kecil menghampiri mading yang masih berjarak 10 meter di depanku, setelah sampai di depan mading aku menatapnya dengan seksama, mencari nama ‘Ishida Yuka’ di antara deteran nama yang tertulis di daftar tersebut. 

Ah! Gotcha! ISHIDA YUKA – X-3.

"Wah! Semoga ini awal yang bagus, aku masuk X-3 karena nomor keberuntunganku adalah 3" gumamku dalam hati.

"Semoga dengan aku masuk Senior High School aku bisa terlepas dari bayang-bayang seorang yang aku sukai sejak Junior High School yaitu To..." belum selesai aku bergumam dalam hati tiba-tiba ada sebuah beban berat dari arah kanan yang mendorong tubuhku hingga aku terhuyung ke lantai keramik putih dengan lutut terlebih dahulu.

 

AUTHOR POV

"Aw!!!" Seru Yuka kaget. Ia tadi sedang melihat mading sekolah dan tiba-tiba terhuyung jatuh karena ada seseorang menabraknya. Sepertinya orang yang menabraknya itu tadinya sedang bercanda dengan seorang temannya. Karena sekarang ia terdengar tengah mengomel pada  temannya tersebut. Bahkan tidak mempedulikan Yuka yang masih terduduk di lantai kesakitan akibat ulahnya.

‘Uhh, ini sakit!’ batin Yuka sambil mengusap lututnya yang lecet. 

"Hey, apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang pemuda sambil menjulurkan tangannya mencoba membantu Yuka berdiri.  Yuka yang sedang mengasihani lututnya mengangkat kepala, mendongak ke arah orang yang menjurkan tangannya. Ah... itu Ryota! Kenapa Ryota ada di sekolah ini?!
Yuka menatap Ryota dengan bingung, lalu mengalihkan pandangannya, menatap sekeliling. Pandangannya lalu terarah pada seorang lelaki yang sedang memunguti bukunya yang berceceran di lantai, itu.. itu Tomoya!

“hei?hello? kau tidak apa-apa?” Ryota menggoyangkan tangan kirinya di depan muka bingung Yuka, sementara tangan kanannya tetap terjulur. Dengan ragu-ragu Yuka menjulurkan tangannya pada Ryota, membiarkan lelaki itu membantunya berdiri.
Ketika Yuka sudah berdiri ia segera membungkuk ke arah Ryota sambil berucap "Terimakasih"

“ini bukumu” Tomoya yang sudah selesai mengambil semua buku Yuka yang bertebaran di lantai mendekati Yuka, memberikan bukunya. 
Sekali lagi Yuka membungkuk sambil berucap "Terimakasih" kearah Tomoya.

"Apa kau tidak apa-apa? Maafkan teman baka kami ya" ucap Tomoya dengan menekankan nada 'Baka'. Mendengar ucapan maaf itu Yuka hanya mengangguk kecil, sebenarnya ia merasa agak kesal karena dua orang yang sebenarnya menyebabkan lututnya lecet itu sampai sekarang belum mengucapkan maaf padanya, bahkan terkesan tidak peduli padanya.

 

YUKA POV

"Uhh, lututku!" keluhku dalam hati. Lututku terasa perih sekarang.

“Oh iya, sedari tadi aku tidak tahu siapa gerangan yang menabrakku sampai-sampai lututku lecet begini, orang macam apa itu?sangat tidak bertanggung jawab, sangat menyebalkan!”  

Dengan kesal serta penasaran akhirnya aku menengok kearah seorang yang menabrakku sampai aku jatuh tadi.

Aku menoleh ke lelaki yang menabrakku, posisinya memunggungiku jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ia nampak masih terus bertengkar dengan salah satu temannya. Saat akhirnya lelaki itu selesai mengomel, ia membalikkan badannya, sekarang badannya sudah dengan sempurna berbalik menghadapku.

Saat aku berhasil melihat wajahnya, semua kata makian yang sudah siap kulontarkan dari mulutku karena ia telah menabrakku dan tidak meminta maaf tiba-tiba hilang begitu saja. Karena saat aku melihat wajahnya pikiranku tiba-tiba kosong, saat aku melihat wajahnya rasanya seperti mengalami mimpi buruk dan indah dalam satu waktu. Mimpi yang indah karena setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihat wajahnya lagi dan mimpi buruk karena semua kenangan pahit Junior High School itu datang lagi padaku, kenangan tentang rasa sepihak yang kualami, kisah tentangku yang menjadi seorang secret admirer.

Tadinya setelah lulus Junior High School aku mengira semuanya akan berakhir. Kukira aku tidak akan melihatnya lagi, dengan begitu mungkin rasa yang kupendam selama ini akan perlahan menghilang. Tapi setelah melihat lelaki yang ada di hadapanku sekarang aku ragu. Melihantnya membuatku kembali berpikir, akankah kisahku sebagai secret admirer akan berlanjut lagi?untuk kedua kalinya?

 

Wahhhh Yuka ngeliat siapa nihhhhh tunggu di chapter selanjutnya ;D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shineeshinee #1
please update soon! i like ur story