Dimata Jung Yunho hidupnya berwarna abu-abu. Tak ada hitam putih atau warna lainnya. Seingat Yunho, dirinya memang tak dapat tersenyum meskipun tersaji hal paling membahagiakan dihadapannya dan tak pernah menangis atau bersedih saat kehilangan orang paling terdekatnya sekalipun. Semua orang yang mengenalnya menyebut hatinya sudah mati. Tapi sekilas kejadian di suatu sore yang hujan itu mengubah hidupnya dalam sekejab.

Yunho sedang terduduk di dalam mobil BMW hitam miliknya, sedikit bosan dengan kemacetan akibat hujan yang mengguyur deras Seoul sore itu.  Manic musang itu sedang menatap air hujan yang mengalir di kaca mobil disampingnya ketika sosok itu tertangkap oleh jangkauan penglihatannya. Berbeda dengan warna abu-abu yang selama ini mengelilinginya, sosok itu memiliki warna yang berbeda.

Sosok yang memiliki kulit putih dengan rona yang sangat sehat, rambut sehitam sutra malam  dan bibir semerah buah cerry. Sosok itu berjalan dibawah guyuran hujan di samping mobilnya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya seorang Jung Yunho terhipnotis oleh sebuah keindahan. Yunho membuka pintu mobil yang tentu saja mencuri perhatian Kangin sang asisitant yang saat itu sedang berada di kursi kemudi.

“Yunho ssi..”

Yunho mengangkat tangannya pertanda tak ingin dicegah sebelum berjalan mengikuti sosok indah itu tak memperdulikan air hujan yang kini membasahi tubuh dan bajunnya. Sosok itu terus berjalan menjauh dari keramaian dan berhenti di sebuah jembatan. Yunho melihat sosok yang hanya mengenakan kemeja putih dan jeans kusam naik ke atas pagar jembatan.

Deg!

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, jantung Yunho berdetak dengan sakitnya saat melihat sosok itu melompat dari jembatan terjun ke sungai yang saat itu sedang berarus deras.

Tidak, Yunho tak mengeluarkan teriakan untuk mencegahnya, namun tubuhnya bergerak cepat naik ke atas pagar jembatan dan menyusul sosok itu terjun ke bawah.

Blurr !

Suara itu tenggelam diantara suara hujan dan deras air sungai. Yunho berenang cepat ke arah sosok itu yang kini terbawa arus dengan mudahnya tanpa perlawanan. Yunho berhasil meraih tubuh itu, mengenggamnya erat agar tak terlepas lagi. Yunho membawa sosok itu ke tepi sungai. Merebahkan sosok itu hati-hati dihamparan rumput. Yunho memeriksa sosok itu, detak jantungnya begitu lemah namun sangat hidup. Tangan Yunho meraba dahi pemilik wajah cantik yang berdarah hebat itu. Sosok itu bergerak pelan sembari mengaduh. Perlahan membuka matanya. Manic musang bertemu dengan Doe. Dan sejak detik itulah kisah itu dimulai.