Chapter 14

Never Let Me Go [Indonesian]
Please Subscribe to read the full chapter

Jongin tidak ke sekolah pada hari Jumat. Menurut Baekhyun dan lainnya, Jongin ada di agensinya untuk sebuah pertemuan penting, mungkin tentang debutnya yang sebentar lagi berlangsung. Aku menyadari Jongin telah menghabiskan banyak waktu di studio tari mereka. Kadang-kadang, setelah kegiatan teman belajar kami, ia akan pergi dan berlatih sebentar sebelum pulang. Ia agak pendiam kali ini, seolah-olah pikirannya sedang berkelana. Ia hanya akan bereaksi ketika Baekhyun dan lainya memergokinya sedang menyendiri, kemudian ia hanya akan melambaikan tangannya acuh pada mereka dan tertawa dengan tawa canggungnya.

"Apa kau menyukainya?" Min Jee bertanya ketika aku mengambil sekotak camilan yang sangat Jongin suka di toko hari Jumat sepulang sekolah.

Aku bahkan tidak menyadari ia sedang memperhatikanku. "Uh ... ya." Kataku malu-malu, menempatkan bungkus itu ke dalam keranjang plastik yang menggantung di lenganku. "Ini sangat enak."

Min Jee hanya menganggukan kepalanya dan melirik kios mie ramen. Aku berpikir untuk memberikan camilan ini pada Jongin sebelum tes pengganti pada hari Senin. Tapi aku tidak tahu bagaimana aku akan melakukannya karena ia tidak di sekolah hari ini. Aku memutar otak dan sebelum aku mulai berpikir lagi aku meletakkan bungkus camilan di atas meja, aku melirik ke belakang untuk memeriksa apakah Min Jee sedang melihatku tapi ia sibuk memperhatikan junk food baru yang ada di toko, jadi aku buru-buru membayar camilannya.

Beberapa menit kemudian, Min Jee dan aku bertemu dengan Baekhyun, Sehun, Yixing dan Kyungsoo di kafe pizza beberapa blok jauhnya dari sekolah. Mereka mengundang kami untuk perayaan kecil setelah grup mereka menang dalam semacam kontes popularitas di jurusan mereka. Kafe pizza ini baru buka beberapa hari yang lalu dan tampaknya sangat ramah dan menyenangkan ketika didalam ditambah pizzanya yang terlihat benar-benar lezat! Kafe ini pasti akan menjadi salah satu tempat favoritku mulai sekarang. Disana sedikit sesak ketika kami tiba, sebagian besar para siswa, yang sangat khas karena sekarang Jumat sore, untungnya kami dapat menemukan tempat duduk yang tepat.

Pesanan kami baru saja tiba ketika tiba-tiba aku punya ide untuk bertanya pada Kyungsoo apa dia tahu alamat kantor agensi Jongin. Aku berpikir mungkin aku harus memberikannya setelah latihan atau semacamnya. Camilan telah kumasukkan kedalam ransel dan sebelum aku memulai berdebat dengan diriku sendiri, aku mengetuk ringan bahu Kyunsoo, karena ia duduk di sampingku.

Kyungsoo berpaling padaku dan mengangkat alisnya penasaran.

"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu ... " Aku memulai.

Dan kemudian pintu kafe terbuka. "Jongin!" Teriak Baekhyun, melambaikan tangannya ke udara. "Sebelah sini!"

Aku memutar kepalaku dan ia disana, Jongin sendirian berjalan menuju meja kami. Ia duduk di kursi di seberangku, ia tampak seperti dirinya. Mengenakan jaket diluar kemejanya, rambutnya berantakan menawan seperti biasa. Ia memberiku anggukan kecil yang kubalas dengan senyum kecil. Ia berbalik ke piring Sehun dan menyambar pizzanya. Sehun tampak terkejut, ia mencoba untuk mendapatkannya kembali, tapi Jongin sudah menggigit sepotong besar miliknya sehingga Sehun menyerah.

"Hana," kata Kyungsoo, menyenggolku sedikit. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Oh, eh, bukan apa-apa." Kataku sambil tertawa canggung. "Itu ... bukan apa-apa kok. Bukan hal yang penting." Aku meraih pizzaku dan mulai makan sementara Kyungsoo menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.

Ternyata Baekhyun mengirimi Jongin pesan bahwa kami sedang nongkrong di kafe sehingga Jongin bergabung setelah latihan di agensinya. Beberapa menit kemudian, kami menemukan diri kami sendiri tertawa terbahak-bahak, terutama karena Baekhyun adalah seorang pelawak ulung. Sehun juga akan membuat lelucon bersama dengan Yixing. Lelucon mereka begitu lucu dan itu tidak mungkin tidak membuat orang tertawa. Dan seolah-olah itu tidak cukup, Baekhyun mengeluarkan sarung tangan karet dari sakunya, meletakkannya di atas kepalanya dan mulai menari seperti ayam gila. Kami tertawa lagi, termasuk Jongin yang agak tenang pada awalnya, memegangi perutnya karena tertawa berlebihan. Beberapa pelanggan mulai memberi kami tatapan aneh dan lucu.

Satu jam kemudian, kami meninggalkan kafe dan menuju ke halte bus. Min Jee dan aku naik bus dan anak-anak memutuskan mengantar kami kesana.

"Sialan." Kata Min Jee.

"Apa?" Tanyaku, berpaling padanya.

"Ibuku mengirimkan pesan." Kata Min Jee, mendongak

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
suthchie #1
Chapter 55: Akhirnya selesai juga...

Wahhh ngak nyangka lho kalo ceritanya bakal publish selama itu...
Bersyukur aku dapat rekomendasi ff ini udah selesai... Bahakan aku cuma butuh waktu beberapa hari buat bacanya...
Soalnya aku tuh tipe orang yang ngak berhenti untuk penasaran sama cerita kalo belum selesai...
Pokoknya terima kasih banyak buat temenku yang udah merekomendasikan ff ini...

Secara keseluruhan aku suka cara menyampaikan ceritanya, ngak terburu buru tapi juga ngak ngebosenin...
Apalagi cast nya si jongin...

Pokoknya terimakasih buat authornya
yang udah bikin cerita yang hebat
suthchie #2
Chapter 54: Akhirnya balikan juga...
Jongin orang baik. Hana sangat beruntung memilikinya
suthchie #3
Chapter 53: Kuanggap itu sebagai tanda balikan...
Semoga
suthchie #4
Chapter 52: Cobaan hana terlalu berat...
suthchie #5
Chapter 51: Semoga ibu hana benar2 menjadi baik
suthchie #6
Chapter 49: Minjee trtaplah berada di sisi hana...
suthchie #7
Chapter 50: Untunglah hana punya sahabat baik seperti minjee...
suthchie #8
Chapter 48: Kenapa kau mengambil keputusan iyu hana...
Aku yakin, jongin sangat hancur...
suthchie #9
Chapter 47: Yang aku kawatirkan akhirnya trrjadi...
Pasti daehyun memberi tau hal buruk pada jongin
suthchie #10
Chapter 46: Itu hal baik hana... Semoga