Love In the Ice

Description

,Angst,Hurt

Foreword

"Appa....." suara merdu yeoja kecil manis yang merupakan malaikat kecilku memanggilku sambil berlari kecil. 

Dengan semangat,ia menuju kearahku sambil membentangkan kedua tangan mungilnya. 

Aku berlutut sambil tersenyum lembar dan menyambut putri kesayanganku kedalam pelukanku. 

"Aiggooo...uri Jeonghyeon sudah rindu appa ne???" kuelus rambut hitamnya yang halus dan mencium aroma vanilla dan juga aroma khas bayi yang menguar dari tubuh mungilnya. 

"Eunggg...appa..tadi Jeonghyeon dapat seratus dikelas loh.." ceritanya dengan semangat padaku. 

Mata besar nan indah yang mirip sekali dengan milik ummanya itu berbinar cerah saat menatapku. 

"Oh ya???? Aegya appa memang hebat..." pujiku sambil mengecup pipi gembilnya. 

Jeonghyeon terkikik senang. 
Di poutkan bibirnya yang persis seperti orang yang melahirkannya didunia ini," Appa...poppo..." pintanya sambil memanyunkan bibirnya 

Aku tertawa melihat tingkah manjanya yang tak ubahnya dengan orang yang benar-benar kurindukan sampai rasanya aku mati rasa terhadap orang lain. 

Kukecup bibir cherrynya,ia pun tertawa senang dan menunjukkan deret gigi susunya yang putih dan rapi. 

Bola mata hitam bulatnya kini bagaikan langit malam yang cerah. 

"Bagaimana sekolahmu tagi??? Menyenangkan???" tanyaku pada putriku yang masih duduk di TK kecil ini,dia baru berusia 4 tahun. 

"Ungghhh... 
Menyenangkan sekali appa,oh ya..songsaengnim bilang kami harus membuat gambar umma appa,songsaengnim bilang untuk diberikan kepada umma..." ujarnya,sinar matanya sedikit meredup. 

"Jeonghyeon ga bisa buat gambar itu appa..padahal peer jeonghyeong akan dikumpul besok. Jeongheyon kan ga punya umma. Jeonghyeon ga tau harus buat apa..." jawabnya polos. Terlihat sedikit kesedihan dimatanya. 

Memang,putriku ini barulah anak berusia 4 tahun. Tapi dia memiliki kecerdasan IQ dan EQ jauh diatas anak seumurannya. 

Dia benar-benar dewasa dan cepat menangkap banyak hal. 

Hatiku terasa tertancap oleh tombak tajam saat mendengar ocehan putri semata wayangku ini. 

Ya... 

Dia memang tidak memiliki seorang umma.. 

Bukan karena ummanya sudah meninggal. 

Kalian salah besar jika mengira seperti itu.. 

Ada suatu hal yang membuatku tidak bisa bersama dengan sang umma. 

Orang yang kucintai setulus hati,namun tidak pernah mencintaiku. 

Ia bahkan meninggalkan Jeonghyeon padaku untuk kubesarkan sehabis melahirkan. 
Setelah dia mengetahui jika ia hamil anakku. 

Ia tidak peduli akan Jeonghyeon yang merupakan anakknya sendiri. 

Ia lebih peduli akan kesenangan hidupnya. 

Menjadi seorang perancang busana sekaligus model kenamaan dunia. 

Kim Jaejoong... 

Ya,itulah nama namja itu.. 

Namja yang sudah memaku mati hatiku hanya untuknya.. 

Namja?? 

Ya namja.. 

Walaupun Jaejoong namja,tapi ia memiliki rahim sama seperti seorang yeoja. 

Memang itulah kenyataannya.. 

Jeonghyeon hadir didunia ini akibat 'kecelakaan' yang aku dan Jaejoong lakukan. 

Aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Namun,tak kusangka.. 

Ia hanya mempermainkan cintaku dan menganggap kalau itu cuma untuk kesenangan belaka. 

Ialah namja pertama yang aku cintai. 

Begitu sulit untuk melupakan dirinya. 

Sekeras apapun aku berusaha. Semuanya sia-sia.. 

Apalagi.. 
Purti semata wayangku,Jung Jeonghyeon itu adalah gambaran persis dari ibunya. 

"Ya sudah..hyeonnie gambar saja wajah umma seperti yang difoto... 
Bagaimana????" tanyaku 

"Ani appa...Hyeonnie mau lihat uumma yang asli...ga mau yang difoto..." rengeknya. 

Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. 

'Mian jagi...appa tidak bisa berbuat banyak...ummamu sendiri yang tidak mau bertemu denganmu...' 

"Appa....." kini Jeonghyeon mulai terisak. 
Ia memberontak turun dari pelukanku dan berlari menuju kamarnya. 

kupejamkan mataku. 

Ini benar-benar menyesakkan dadaku... 

Entahlah,apa yang harus aku perbuat kepadamu agar kau bisa menerima Jeonghyeon,Jaejoongaa.. 

Walaupun harus mengorbankan perasaanku saat melihatmu dan tunanganmu itu.. 

Apapun akan kulakukan untuk Jeonghyeon. 

Itulah janjiku... 
Janji seorang Jung Yunho.. 
Dan aku.. 
Pasti akan menepatinya.. 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet