heartbeat
YOU, WHO?
pas baca sambil dengerin lagu ini ya :
red velvet - sunny afternoon dan Yesung & Seulgi - Darling u ^ ^
Matahari sudah lumayan tinggi, hari ini adalah hari pertama Irene dan Bogum untuk melaksanakan tugas dari kantornya itu. Setelah sampai ke rumah milik Suho, Irene dan Bogum langsung masuk ke kamar mereka masing-masing dan terlelap tidur. Untung saja mereka tidak sampai kesiangan, mungkin karena mereka sama-sama orang yang sangat disiplin jadi, mereka selalu bangun tepat waktu.
Ceklek...
Pintu kamar Bogum terbuka, dia sudah bersiap-siap untuk berangkat namun, suara dentingan-dentingan besi dari dapur cukup menarik atensinya untuk menilik ke sana. Ternyata di sana ada Irene yang sedang menyiapkan sarapan, tanpa sadar Bogum terus memandang wanita cantik itu dari kejauhan tanpa ada niatan untuk menghampirinya, sampai saat dimana wanita Bae itu sadar akan eksistensi seorang Park Bogum, ia tersenyum dengan manis mata cantiknya yang terhalang kacamata terlihat begitu bersinar indah.
“good morning Bogum-ssi,” sapa Irene ceria sembari melambaikan tangannya. Secara refleks Bogum tersenyum lebar dan menghampiri Irene yang sedang menata sarapan di meja makan.
“kukira kita akan makan diluar karena disini tidak ada makanan,” ujar Bogum, kemudian dia mendudukan dirinya di samping kursi Irene.
“emmm...akan susah mencari cafe yang buka di jam ini, jadi tadi pagi aku pergi ke toko 24 jam dan membeli roti bantal, susu dan juga selai hehe...” tutur Irene kemudian memberikan Bogum piring yang sudah berisi dua lapis roti bantal yang ditengahnya sudah Irene olesi dengan selai kacang.
“kau tidak alergi kacang kan?” tanya Irene, Bogum menggeleng.
“aku suka semua selai,” suara Bogum tidak terlalu jelas karena ia sedang mengunyah roti, mulutnya penuh dengan roti dan hal itu membuat Irene tertawa karena Bogum terlihat begitu imut dan lucu.
“aigoo...telan dulu makananmu Bogum, kau terlihat seperti keponakanku yang masih sekolah dasar tahu, hahahahhaahahahah....” Bogum sebagai oknum yang ditertawakan hanya bisa menahan malunya, bahkan pipinya juga mulai bersemu merah.
“aigoo..aigooo..kenapa pipimu merah? Hei kau blushing? Hahahhahahahahahah...” dan Irene pun tertawa semakin liar.
“ahh...geumanhae,” pinta Bogum kesal, Irene pun menghentikan tawanya ketika ia melihat wajah Bogum yang terlihat kesal.
“hehe...mian ya sudah ayo kita lanjutkan sarapan kita,” hening dalam beberapa detik sampai akhirnya bunyi ponsel Irene mengalihkan perhatian Bogum.
Line!
Line!
Line!
Irene bergeming seakan tak peduli dengan pesan line yang masuk ke ponselnya.
“kau tak mau membukanya? Mungkin saja itu pesan penting,” ujar Bogum, Irene menghela napas.
“itu hanyalah pesan spam dari orang yang tidak terlalu penting,”
Di lain sisi...
“kenapa noona tidak menjawab pesanku? Aishhhh...dia bahkan tidak membacanya,” keluh Taehyung disela jam kerjanya yang sudah akan berakhir.
“oi...Kim Tae, kau tidak mau pulang?” tanya Wendy yang sudah akan pulang, bahkan wanita cantik berwajah agak sedikit kebaratan itu sudah menenteng tasnya.
“eoh, nanti aku akan pulang. Oya Wendy noona apakah Irene noona sudah sampai? Apakah dia sedang tidur? Atau dia sudah berangkat kerja? Kenapa dia tidak membalas pesanku?” Wendy dibombardir pertanyaan oleh Taehyung, wanita itu menghela napasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan Taehyung.
“Irene eonni sudah sampai, aku tidak tahu apa ia sedang tidur atau bekerja. Dia tidak membalas pesanmu karena kau tidak penting baginya. Puas?” Wendy menjawab semua pertanyaan Taehyung, dan pria Kim itu hanya dapat ber-oh ria ketika mendengar rentetan jawaban dari Wendy.
“tapi kenapa aku tidak penting bagi Irene noona?” rasanya Wendy sangat ingin menyiram muka tampan Taehyung dengan seember air, bahkan pria ini bertanya dengan wajah yang sangat polos.
“Taehyung-ah aku tidak tahu jadi lebih baik kau tanyakan saja hal itu pada Irene eonni langsung, arraseo?” saran Wendy dia sudah sangat ingin pulang sekarang.
“tapi noona bagaimana aku bisa tanya Irene noona kalau dia saja ada di U.S dan dia tidak menjawab pesanku, aku mau tanya lewat apa?”
“LEWAT JIDATMU!” bentak Wendy geram kemudian pergi meninggalkan Taehyung, bisa-bisa dia gila kalau harus terus menghadapi Taehyung.
^ YOU, WHO? ^
Sedari tadi Yoojung tidak bisa duduk dengan tenang, dia bahkan terus memasang wajah kusut sepanjang hari ini. Saking tidak fokusnya Yoojung, ia bahkan melamun saat Mokzart saem –nama julukan untuk Jungoh saem - sedang mengajar. Ngomong-ngomong Mokzart saem itu adalah guru fisika killer yang memiliki leher pendek dan berbadan sangat gemuk. Karena ketahuan melamun Yoojung jadi harus dihukum jongkok sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi di depan kelas.
Tok!
“aduh,” Yoojung merintih kesakitan, baru saja kepalanya di ketuk menggunakan pencil case.
“melamun saja terus sampai pangeran Lee Young hidup kembali dan membawaku ke zaman joseon,” gadis itu, gadis yang berbicara dengan ketus yang juga mengetuk kepala Yoojung itu namanya Sohyun, Kim Sohyun.
Yoojung mencebik kesal tak terima dengan perlakukan sahabatnya itu, tapi ia terlalu malas untuk balas mengetuk kepala Sohyun hari ini. Biasanya jika Sohyun sudah main fisik seperti ini pada Yoojung, gadis berambut panjang itu akan membalas Sohyun dengan balasan yang lebih sakit dua kali lipat.
“diamlah aku sedang badmood,” ungkap Yoojung kesal, kemudian menyandarkan kepalanya di meja dengan lengan sebagai bantal. Sohyun menggeleng heran, sahabatnya yang satu ini memang sangat kekanakan.
“kenapa kau bad mood? Kau rindu oppamu? Atau oppamu tidak membalas pesanmu?” tanya Sohyun ia menebak-nebak hal yang kemungkinan menjadi oknum ke-bad mood-an seorang happy virus macam Yoojung.
Yoojung tidak menjawab pertanyaan Sohyun, dan Sohyun hanya bisa menghela napas panjang dan kemudian fokus pada kuku-nya yang baru di cat oleh Yeri.
“Jungie...Yoojungie...Kim Yoojung,” jika ada yang memanggil Yoojung dengan gaya kekanakan dan suara cempreng yang tak kalah kekanakan juga itu pasti pasti Yeri orangnya. Gadis yang juga bermarga Kim itu berlari dari luar kelas dan menghampiri tempat duduk Yoojung dan Sohyun yang ada di pojok belakang kelas. Sesampainya Yeri di samping Yoojung dan Sohyun napasnya terengah-engah namun kedua sahabat Kim-nya tak peduli. Yah...Yoojung terlalu malas mengangkat kepalanya dan memarahi Yeri untuk tidak lari-lari dan Sohyun terlalu fokus pada kuku-nya.
Yeri menelan ludahnya masih berupaya mengatur napas “gawat, Moonbin dia akan kesini membawakan bunga dan coklat untukmu,” Yoojung tak merespon informasi dari Yeri, malah sekarang Sohyun-lah yang terlihat kaget.
“yak! Kim Yeri harusnya kau menghentikan dia! Bisa-bisa mood Yoojung tambah ambruk tahu!” omelan Sohyun pada Yeri malah membuat Yoojung semakin kesal, harusnya kedua gadis Kim itu mengentikan Moonbin tapi mereka malah terus berdebat dan membuat Yo
Comments