NUESTRA MAGOA [INDONESIAN BTS FANFICT]

Description

 

 

 

Goodbye to my hope with no promise
Even if I'm slow I will walk with my own feet
Because I know this path is mine to take
Even if I go back, I will reach this path eventually
I will never lose my dream

(   BTS   ---Lost-----  )

Foreword

I went on the road that I was told not to go
I did things I was told not to do
I wanted things I couldn’t want
I got hurt and hurt again
You can call me stupid, then I’ll just smile
I don’t wanna succeed by doing things I don’t wanna do
I’m pushing myself~

(Rapmonster part – Wings Outro)

Ribuan tangan terangkat ke atas dan bergerak mengikuti alunan musik, jeritan dari ribuan orang bergemuruh menyanyikan Wings yang tengah diputar dan ribuan pasang mata terarah ke beberapa penjuru dimana ketujuh member melonjak-lonjak kegirangan sambil menyanyikan lagunya. Hari ini adalah konser terakhir dari rangkaian Wings Tour Concert yang digelar di berbagai negara penjuru dunia dan sengaja diakhiri di Jepang.

Nama Bangtan Sonyeondan atau BTS berada di urutan teratas semua Musik Chart di penjuru dunia tahun 2017 ini. Lagu mereka dikenal banyak orang, nama mereka disegani artis lain di Korea bahkan di luar Korea, apalagi mereka baru saja membawa pulang tropi Top Social Artist di Billboard kemarin menambah kepopuleran BTS tahun ini. Tiket konser Wings Tour habis terjual dalam hitungan menit di setiap negara dan banyak penggemar yang menangis karena tidak mendapat tiket padahal harga satu tiket bisa dibilang tidak murah. BTS tengah berada di puncak tertinggi mereka dan siapa yang tau jika ada puncak yang lebih tinggi dari itu.

“Wings are made to fly fly fly ,Fly fly fly, If my wings could fly “. Jungkook mengakhiri part terakhirnya dengan sempurna sambil membungkuk dan tersenyum mengucapkan terimakasih kepada semua penggemar. Riuh teriak para penonton semakin menjadi ketika lagu berhenti dan lampu panggung dipadamkan.

J-Hope masih bersenandung bagiannya ketika mengganti pakaiannya untuk lagu terakhir, Spring Day. V , Jimin dan Jungkook saling dorong mendorong, bercanda ketika mereka selesai mengganti pakaiannya dengan cepat, Rapmon dan Jin sibuk mengatur mic satu sama lain yang tadi sempat kendor dan hampir lepas. Sedangkan Suga diam di depan cermin sambil menunggu cardi noona selesai membenahi rambutnya.

“ Suga hyung, apakah micmu sudah benar? Untung saja tadi aku melihatnya.” Ucap Jungkook sambil menepuk-nepuk lengan Suga. Suga hanya diam dan mengaangkat alisnya bingung.

“ Memang ada apa dengan micku?” Ucap Suga.

Jungkook berhenti menata rambutnya dan duduk di samping Suga. “ Kau tadi menginjak earpiece mu yang menjuntai ke lantai dan hampir menjatuhkan adaptor mic di sakumu itu. Jadi tadi aku memelukmu dengan cepat dan membenarknnya di panggung. Coba cek dulu, apakah sudah benar letaknya.”

Suga segera berdiri dan melihat ke sakunya, benar, adaptor mic di sakunya nyaris jatuh lagi. Ia menghela nafas lalu membenarkannya. “ Gomawo, eoh. Aku ingin ke toilet sebentar.” Ucapnya singkat lalu berlalu keluar dressing room.

“ Ne, cepat kembali!” Ucap Jungkook kencang karena Suga sudah berlalu keluar dulu.

Rapmon yang mendengar Jungkook menoleh dan bertanya, “ Kemana Suga hyung?”

“ Katanya ke toilet sebentar.” Jawab Jungkook yang lalu diangguki sang leader.

 

Suga menutup pintu toilet cukup kencang. Dengan tergesa ia mencuci tangannya lalu menatapi pantulan dirinya di cermin. Suara teriakan fans masih terdengar bahkan hingga ke toilet. Para member selalu tertawa senang ketika mendengar hal itu, termasuk juga Suga. Namun disini, detik ini, Suga merasa ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Ia tidak merasakan bangga dan senang mendengar teriakan itu. Rasa takut tiba-tiba saja menghampirinya. Ia menutup mata dan telinganya rapat-rapat, berharap semuanya berhenti dan hening. Nafasnya semakin cepat dan tersengal, tangannya mulai bergetar. Semua hal yang ada di sekitarnya seakan membahayakan dirinya seketika.

“ Arrgh! Damn!!!” Teriaknya gusar. Ia kenal hal ini, ia hafal betul apa yang terjadi padanya sekarang ini, dan ia benci kenapa hal ini datang di saat yang tidak tepat. Ingin rasanya ia membentur-benturkan kepalanya ke kaca didepannya agar semua yang ia rasakan hilang saat itu juga, namun semua itu tiba-tiba berhenti ketika terdengar ketukan pintu toilet dari luar.

“ Suga hyung? Kau didalam?” Suara seorang Kim Taehyung seketika membuat seluruh keadaan normal. Suga membuka matanya dan dengan perlahan menurunkan tangannya kembali. Ia mengatur nafasnya agar kembali normal sambil memperhatikan dirinya di pantulan cermin. Dirinya terlihat cukup berantakan. Dan pandangannya masih agak buram.

Tok tok tok!

“ Hyung, gwenchanayo? Kenapa lama sekali.” Suara gusar Taehyung terdengar dari luar.

Cklek

Suga membuka pintu dan menatap Taehyung tenang. “ Mwoya? Aku sedang menyelesaikan bisnisku, V-ah. Kenapa kau selalu berisik sih.” Ucapnya dengan ekspresi jengah sambil berjalan keluar toilet diikuti V.

V menatap punggung hyungnya heran. “ Jinja? Tapi aku mendengar suara seseorang berteriak dari toilet tadi. Kau baik-baik saja kan, hyung?” tanyanya sambil meyejajarkan dirinya dengan Suga yang masih berjalan.

“ Gwencahanayo, tidak usah berlebihan. Dimana yang lain?” Tanyanya sambil memasang micnya dengan benar.

“ Backstage. Semua sedang menunggumu. Jadi aku menyusulmu ke toilet tadi.” V berucap sambil masih memandang Suga yang terlihat sibuk dengan micnya dengan curiga.

“ Kajja!” Ucap Suga lalu merangkul V untuk berjalan lebih cepat dan tidak mempedulikan tatapan dongsaengnya tadi.

 

Konser berakhir dengan sempurna dan sesuai harapan. BTS menyelesaikan Wings Tournya dengan sukses dan mereka kembali ke Korea dengan hati yang ringan dan bangga. Mereka langsung terbang ke Korea seusai konser, karena mereka punya rencana refresh di Korea seusai jadwal yang padat sebelum melanjutkan persiapan comeback berikutnya. Agensi memberi mereka waktu rehat sekitar 3 bulan.

“Kim Taehyung, Bangun!! Yakk!” V atau Taehyung, menggeliat dan berdecak sebal ketika tidurnya diganggu oleh suara tinggi Jin. Ia membalikkan badannya memunggungi Jin yang sudah berdiri di samping sofa ruang tengah tempatnya tidur.

“ Ya, Taehyung-ah! Bangun!! Cepat bangunkan yang lain juga, aku sudah membuat sarapan!” Ucap Jin sambil menjambak rambut Taehyung hingga namja bermata elang itu terduduk sambil meringis.

“ Appo, Hyung!! Aish, bisa tidak bangunkan aku dengan lembut saja!” Ia membuka matanya sedikit dan menatap sebal hyung tertuanya. Jin geleng-geleng mendengar jawaban dongsaengnya lalu berjalan kembali ke dapur.

“ Aku tidak mau tau, Mereka semua sudah harus ada disini dalam 15 menit, jika tidak, kau tidak mendapat sarapanmu hari ini!” Ucapnya galak.

Taehyung segera bangkit dan mulai berjalan ke kamar para member dengan langkah yang berbunyi keras menandakan ia sangat sebal dengan hyungnya.

“ Dasar, anak itu!” Gumam Jin sambil menata makanan yang ada di meja.

 

Dalam 14 menit, keenam member telah duduk dengan muka bantal mereka di ruang makan dan bergabung dengan Jin yang telah duduk manis di tempatnya. Setelah berdoa, mereka memulai makan mereka dengan lahap.

“ Yak, itu milikku!” Jungkook memukul sumpit Jimin yang akan mengambil telur gulung di meja.

“ Masih ada banyak, Jungkook!” Jawab Jimin dengan nada sebal, disana ada 7 telur gulung dan pasti semua dapat, Jungkook di saat makan dianggap yang paling menyebalkan menurut mereka karena ia akan meneriaki semua member yang akan mengambil makanan terlebih dulu.

Namjoon meminum teh di sampingnya langsung dipukul pelan oleh Hoseok. “Yak itu milikku, milikmu ada di kananmu!” Namjoon tersenyum bodoh dengan wajah ngantuknya.

“ Hehe, mian, pantas manis sekali.” Ia lalu meminum tehnya yang benar.Ia selalu minum teh tanpa gula di pagi hari sedangkan Hoseok suka minuman yang manis.

“ Oh? Suga hyung, Kau tadi malam ikut begadang bermain game dengan Tehyung? Kenapa kantung matamu hitam sekali?” Ucap Jimin setelah melihat Suga yang kantung matanya lebih hitam disbanding kemarin.

“ Ani.” Ucapnya singkat sambil terus makan. Semua member seketika mengarahkan perhatiannya ke Suga yang ada di sudut kiri. Sedangkan yang ditatap masih terus makan tanpa merasa ada yang salah dengannya.

“ Suga hyung tadi malam begadang membuat lagu. Aku mendengar suara keyboard di ruangannya ketika aku selesai bermain game.” Ucap Taehyung sambil melanjutkan kembali makannya, dan semua member kembali makan dan percaya dengan ucapan Taehyung.

“ Hari ini kalian bebas melakukan apapun, kita akan susun rencana liburan kita segera, selamat bersenang-senang! Aku akan tidur lagi.” Ucap Namjoon ketika ia selesai makan dan pergi ke kamarnya untuk tidur.

Setelah Namjoon pergi, satu-persatu dari mereka juga ikut bubar. Jimin dan Jungkook akan pergi entah kemana bersama, Jin akan pergi ke kampusnya siang ini bersama Hoseok untuk mengurus tugas kuliah yang tertunda. Mereka semua sedang kuliah kecuali Jungkook yang baru saja lulus dari SOPA. Jin dan Hoseok berada di kampus yang sama, V, Jimin, Suga dan Namjoon menjalani Global Cyber University. Suga masuk ke ruang musik dan V kembali ke kamarnya dengan Namjoon untuk tidur juga.

 

 

Malam itu, mereka telah menentukan kegiatan apa yang akan mereka lakukan selama 3 bulan rehat. Sebulan pertama, mereka akan pulang ke rumah mereka masing-masing, lalu 2 bulan lainnya mereka memutuskan untuk travelling keliling dunia untuk refresh dan mencari inspirasi untuk comeback selanjutnya.

Esok paginya, Jimin dan Jungkook langsung pulang ke Busan, kampung halaman mereka. Semua member mengantar duo maknae tersebut hingga ke stasiun. Jin ada di kursi kemudi, di sampingnya ada Namjoon yang telah terserap ke dunia hip hop nya. Di kursi belakang, Taehyung dan Hoseok tertidur dengan bantal yang dibawa dari kamar mereka. Suga sibuk memeriksa barang bawaan duo maknae karena mereka berdua sendiri masih tidur bergabung dengan Taehyung dan Hoseok ke alam mimpi.

“Kenapa Jungkook membawa baju yang sedikit sekali , sih. Jimin juga, kenapa ia membawa jaket-jaket tidak berguna padahal ini musim panas?” Suga sibuk bergumam sendiri memeriksa barang bawaan duo maknae.

“Mwo? Jaket musim dingin? Dasar pabo.” Ucap Jin dari kursi kemudi.

Suga tiba-tiba terdiam ketika memeriksa bagian saku di dalam tas Jimin. Ia mengerutkan alisnya heran. “ Ige mwoya?” Ucapnya sambil membolak-balikkan benda tersebut.

“ Mwo? Mwo?” Tanya Jin yang ingin melihat ke belakang namun tidak bisa karena ia sedang menyetir. Sedangkan yang ditanya hanya geleng-geleng kepala dan memasukkan benda tersebut ke saku celananya.

Sesampainya di stasiun, Mereka semua turun dengan masker dan topi, benda-benda andalan para idol untuk menyamar, namun sebenarnya percuma. Ketika masih tersisa 30 menit lagi kereta Jimin dan Jungkook berangkat, mereka memutuskan untuk menunggu di dalam kedai kopi yang sepi karena saat itu masih pagi.

“ Sebenarnya kenapa kalian semua ikut mengantar aku dan Jimin?” Jungkook bertanya karena ia merasa seperti anak TK yang diantarkan keluarga besarnya ke sekolah. Ia merasa seakan paman, bibi, kakek, nenek, dan sepupu-sepupunya ikut, terlalu ramai padahal ia hanya pulang ke Busan saja.

Jin meneguk kopinya dengan tenang, lalu menjawab Jungkook, “ Karena Jimin adalah adik kami, dan kau adalah bayi kami.” Mendengar hal itu, Jungkook memutar bola matanya, merasa aneh dengan hyung tertuanya itu.

“Park Jimin.” Suga yang tadi terdiam memecah keheningan mereka. Jimin yang merasa terpanggil menoleh ke arah Suga yang tadi memanggilnya sambil mengangkat sebelah alisnya seakan berkata, ‘mwo?’

“Kau….membawa sebuah benda antik, kan, untuk apa itu?”

Mendengar itu, Alis Jimin semakin mengernyit bingung. Benda antik? Apa maksud hyungnya?

“Benda apa itu?” Tanyanya polos.

“ Kau yakin ingin aku beritau disini?” Tanya Suga sarkas dengan senyum misteriusnya. Jimin berpikir keras tapi tidak tau apa sebenarnya yang dimaksud Suga.

“ Jangan bicara berputar-putar, hyung. Benda apa yang kau maksud sebenarnya?” Tanya Jimin sebal.

Suga lalu merogoh sakunya dan menunjukkan itu di depan mereka semua. Melihat benda kecil yang ditunjukkan Suga, mereka berenam melotot seketika, bahkan Hoseok ternganga.

“ Yak, kenapa kau pulang membawa benda itu?” Tanya Taehyung menatap Jimin aneh. Mereka semua memberi tatapan aneh pada Jimin yang sekarang terkejut kenapa Suga bisa menemukan benda itu di tasnya. Sedangkan Suga tengah tersenyum mengejek. Namjoon yang tadi sibuk mendengarkan musik di telinganya sambil melakukan rap mengambil benda itu dengan cepat dari tangan Suga.

“ Yaa! Kenapa benda ini ada di tanganmu, hyung?!” Ucapnya kaget. Ia lalu memasukkan benda itu ke sakunya.

“Ya! Jangan bilang itu milikmu, Namjoon-ah?” Tanya Jin curiga dan Namjoon hanya memasang poker facenya. “ Eoh, wae? Itu bukan benda aneh juga untuk laki-laki.” Belanya santai.

“Yaa! Tutup mata dan telingamu, maknae, ini bukan hal yang layak kau dapat.” Ucap Hoseok sambil menutup mata Jungkook yang mengerutkan dahinya bingung. Jungkook langsung menepis tangan Hoseok, lalu menatap hyungnya itu dengan jengah. “ Hyung, aku sudah besar, sudah dewasa, ingat?”

“Lagipula aku sudah tau benda itu.” Ujarnya santai dan langsung mendapat pelototan dari para hyungnya.

“ Darimana kau tau? Apa yang selama ini kau perbuat? Kim Namjoon! Kau menodai maknae kita!!” Ucap Jin dengan gaya tuanya.

Namjoon yang mendengar suara Jin mengusap wajahnya malu. Untung di kafe ini hanya ada mereka. “ Hyung! Jungkook sudah saatnya mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan benda ini. Bagaimana jika ia menikah nanti tidak mengerti tentang guna benda ini? Bisa bisa aku mendapat puluhan keponakan dari Jungkook.”

“ Anii…Tapi dia kan belum menikah. Kalau kau mengajarkan ilmu yang kau kuasai itu ke Jimin aku mengerti, tapi jangan ajari Jungkook sekarang.” Ucap Jin yang membuat mereka semua tertawa.

Jimin yang disebut namanya menghela nafas. “ Naega wae?!” Kenapa dia lagi, dia lagi yang kena.

“ Yah, tapi chim, kenapa benda Namjoon hyung ada di tasmu?” Tanya Taehyung penasaran.

“ Dan kenapa kau membawanya ke Busan, apa yang ingin hyung lakukan dengan benda itu?” Tambah Jungkook.

Jimin hanya terdiam kaku dan menatap ke arah lain berusaha memikirkan alasan. “ Aish, masa begitu saja kalian tidak mengerti? Sudahlah, Jimin kan sudah dewasa, dia perlu banyak pengalaman sebelum menikah, benar?” Ujar Suga sambil menepuk bahu Jimin yang hanya tersenyum konyol.

“ Hyung, apa kau tidak kasihan dengan istrimu kelak, diberi benda bekas orang lain, ckckck, tidak layak.” Ucap Jungkook.

Jin lalu menjitak kepala Jungkook hingga namja itu meringis. “ Sudah! Cukup bicaranya! Kalian ini. Sudah waktunya Jimin dan Jungkook berangkat, ayo pergi.” Mereka semua lantas beranjak dari duduk dan menuju ke gerbang keberangkatan, melepas kedua maknae untuk pergi ke rumah asal mereka .

 

 

Jungkook POV

Perjalanan menuju Busan terasa sebentar kali ini. Aku tidak tidur seperti biasa karena sudah terlalu banyak tidur saat perjalanan ke stasiun begitu juga dengan Jimin hyung.

“ Apa rencanamu setelah sampai di Busan?” Tanya Jungkook. Jimin lalu mencubit lengan Jungkook gemas.

“ Bisa tidak panggil aku hyung? Kau ini selalu seenaknya padahal kau panggil Tae juga hyung, kenapa aku tidak?!”

Aku berdecak sambil menyadarkan kepalanya ke sandaran kursi. “ Siapa suruh kau lebih pendek dariku.” Seperti dugaanku, matanya yang sipit itu terlihat melebar, walau tetap saja sipit. Ia marah, hahaha.

“ Yak, Jeon Jungkook!!” Hal itu berakhir dengan saling pukul memukul antara kami berdua dengan tawa.

“ Aku serius, hyung. Sebulan di Busan membuatku bosan. Aku hanya butuh 3 hari, sebulan itu terlalu lama.” Ujarku sambil memejamkan mata. Ah, kereta ini nyaman juga.

Jimin hyung ikut bersandar di sebelahku. Terdengar suara kunyahan popcorn. Aish, makan lagi, membuatku ikut makan juga kan. Aku mengambil beberapa popcorn dan ikut makan.

“ Memangnya kau tidak rindu dengan appamu? Kau kan sudah tidak bertemu dengannya selama setahun, bahkan appamu tidak dating saat upacara kelulusan kemarin. Kau bisa melakukan banyak hal dengannya sebulan ini untuk menebus setahun ini.” Ia berujar sambil terus makan popcornnya.

Aku hanya terkekeh pelan. Menghabiskan waktu dengan appa? Terdengar menyenangkan untuk semua orang. Bermain, bersenda gurau, melepas rasa rindu setelah setahun tidak pernah bertemu apalagi mendengar suaranya di telepon. Terdengar sangat menarik. Aku hanya memiliki appa selama ini, eommaku entah pergi kemana ketika umurku 13 tahun. Seharusnya aku senang bisa pulang dan bertemu appa lagi. Seharusnya. Tapi untukku, bertemu dan menghabiskan waktu dengan appa berarti menghabiskan stok nyawaku. Percayalah, aku bisa mati.

 

~to be continued~

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Menarik nih!
dhesy_dpotter #2
Baru baca awalnya.. menarik ^^
Lanjutkan
lia_jiyoo #3
Chapter 4: Anw menurutku lebih pas "di dalam mobil" daripada "di atas mobil"

Dan oh ya, aku tidak menyangka Jung Hoseok punya ayah begitu ㅠㅠ
lia_jiyoo #4
Chapter 3: Kelam. Dan dingin.
lia_jiyoo #5
Chapter 2: Wah, membacanya cukup membuatku takut. Lebih takut daripada membaca chapter sebelumnya.
lia_jiyoo #6
Chapter 1: Ayahnya punya alter ego?
lia_jiyoo #7
Ditunggu lanjutannya