Letting Go

Description

This story is written in bahasa. Inspired by Day6's Letting Go.

Music and lyrics makes me feel so inlove with the band. I hope that they will create more new music better than this one.

Aku nulis ini coba-coba. Hope you guys like it.

Jadi ceritanya ini tuh semacam audio/video dari si cowok sebelum dia meninggal. Dan backsoundnya itu penggalan lagu dari Day6 - Letting Go. Dan maksud dari si cowok itu dia mau ceweknya untuk move on dari dia. Cowoknya itu punya penyakit gitu yang dia sembunyiin dari ceweknya udah lama. Dan tiap ceweknya mergokin si cowok ini lagi kesakitan si cowok selalu marahin ceweknya dan bakal menghindar gitu. Dan si cowok menghindar ke klub malam gitu buat minum-minum sampe mabuk, dan tiap ceweknya nemuin cowoknya mabuk, si cowok mukul si cewek dalam kondisi setengah sadar. Si cewek juga sering di bentak-bentak, dan disakitin dengan cara yang ga si cowok harapkan sih. Cuma si cowok yang sayang banget sama ceweknya ini pengen ceweknya dapet cowok yang bisa jagain dia selama mungkin, dan bukan dapet cowok penyakitan seperti dia.

Semoga feelnya dapet yah. Don't forget to comment and subscribe. I'll update the stories soon if the responses are good. Thanks!

Foreword

Empat tahun sudah berlalu.

Tapi rasa itu masih sama.

Getaran itu juga masih ada.

Setiap mendengar namanya, jantungku langsung berdebar.

Mendengar kabarnya juga membuatku lega.

Bertatap muka dengannya membuatku bahagia bukan main.

Mendengar suaranya senyumku langsung merekah.

Berdua dengannya membuatku merasa menjadi pria paling beruntung di dunia.

Tapi…

Aku membuat hatinya hancur.

Aku membuatnya sedih.

Aku hanya bisa membuatnya sakit.

Aku tak bisa membuatnya tertawa bahagia.

Aku ingin dia bahagia dengan tidak bersamaku.

Aku ingin melihatnya tersenyum, aku tak ingin dia menangis lagi.

Hatiku hancur berkeping-keping.

Kenapa harus dia?

Kenapa harus orang yang kucintai?

Akhirnya aku bisa. Aku sudah memutuskan sejak lama.

Sudah saatnya.

 

“hal mal isseo boja hagon”

(Aku punya sesuatu untuk dikatakan, mari bertemu)

Dia datang. Aku melihatnya tersenyum paksa. Ada sedikit rasa sakit yang kentara. Aku memang pria bodoh.

 

“amu mal eopsi maju anja”

(Sekarang kita duduk diam, saling menatap)

Jarak kami sangat dekat. Aku bahkan bisa mendengar deru nafasnya. Aku bisa merasakan aura ketakutan darinya. Tatapan matanya... Aku tak sanggup melihatnya seperti ini lagi.

 

“jigeum meorissogen”

(Aku terus berpikir di kepalaku)

Dia bertanya apa aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang bertanya begitu. Dia yang tidak baik-baik saja malah mengkhawatirkanku. Aku selalu menyakitinya dan dia hanya diam. Dia bilang dia mencintaiku. Dan apapun yang kulakukan padanya adalah wujud rasa sayangku padanya. Sebenarnya pria macam apa aku ini?

 

“i mareul haeya hana mana”

(Haruskah aku mengatakan ini atau tidak)

Aku ingin kau bahagia tanpaku.

Dengan begitu kau tidak akan merasa sakit lagi.

Aku ini seorang pria.

Aku tak ingin melihat wanitaku bersedih.

Aku ingin kau bahagia. Benar-benar bahagia.

“wonhaji anhjiman”

(Meskipun aku tak ingin)

Walaupun itu berarti aku harus meninggalkanmu. Aku harus pergi menjauh.

Apa aku harus menyakitimu sekali lagi?

Aku ingin kau membenciku. Dan kau akan meninggalkanku.

 

“haneopsi kkeureoango issdeon”

(Aku sudah menahanmu begitu lama)

Kau harusnya sudah mendapat yang lebih baik dariku.

Yang memang pantas untukmu.

Yang bisa membuatmu benar-benar tersenyum bahagia.

Yang tidak menyakitimu seperti aku.

“neol nwaya hae”

(Tapi sekarang aku harus melepaskan)

Pergi jauh dariku.

Dan jangan pernah berpikir untuk kembali.

Teruslah berjalan kedepan. Jangan pernah mencoba menengok kebelakang.

 

“nan amugeosdo haejul su issneun ge eopsneunde”

(Tidak ada yang bisa ku lakukan untukmu)

Aku disini akan baik-baik saja.

Aku hanya bisa melepasmu.

Tak usah memikirkanku lagi.

“naega eopseoyaman haengbokhal neoraseo”

(Ini satu-satunya cara untuk membuatmu bahagia)

Kau akan mendapatkan yang terbaik nanti.

Teruslah berjalan dan jangan bersedih lagi.

Aku akan melindungimu dari kejauhan.

Aku takkan mendekat. Teruslah berjalan.

 

“eonjenga useul su issge”

(Jadi kau bisa tersenyum suatu hari nanti)

Bermimpilah setinggi mungkin.

Kau pasti akan menggapainya.

Aku terus mendukungmu dari sini.

Jangan biarkan kesempatan besarmu hilang.

“nega useul su issge”

(Jadi kau bisa bahagia)

Teruslah bersemangat.

Kau adalah wanita yang kuat dan tegar.

 

“gwaenhi saenggaknaneun uri”

(Aku ingat waktu baik kita)

Walaupun keadaan tak lagi sama.

Aku terus membayangkan saat-saat kita bersama.

Saat kau belum merasakan sakitnya luka.

Saat kita bergandengan tangan.

 

“useumyeo jangnanchideon naldeul”

(Hari-hari tawa dan menyenangkan)

Kita selalu berjalan bersama.

Menikmati indahnya hari-hari kita dengan cinta.

Raut ceria selalu ada walau hujan sekalipun.

 

“neomudo sojunghan”

(Kenangan yang begitu berharga)

Saat kita saling mengungkapkan isi hati.

Saat kau bilang aku adalah pria satu-satunya yang ada dihatimu.

 

“gieokdeuri gadeuk chaolla”

(Mengisi dalam diriku)

Aku takkan pernah melupakanmu.

Cintaku.

Pergilah sejauh mungkin dan berbahagialah.

Kau tak perlu tahu kalau hati ini selamanya hanya milikmu seorang.

Maafkan aku yang telah menyakitimu.

Aku mencintaimu.

Semoga kita bisa bertemu lagi di masa yang akan datang.

Comments

You must be logged in to comment
rhapsodysiscaa #1
Hallo! Aku datang untuk kasih komentar yaaa~
Jujur aja, penulisanmu cukup mengalir dan aku merasa seperti membaca puisi yang dibuat oleh lelaki itu. Feelingnya dapet sebenernya tapi untuk sisi penulisan, agak sedikit salah sih. Yah ini hal minor tapi 90% orang Indo melakukan kesalahan yang sama. Kukasih contoh ya:

"Kedepan" dan "disini" itu penulisan yang salah. Seharusnya adalah ke depan dan di sini. kata "ke" dan "di" harus pisah karena ke depan dan di sini menerangkan preposisi. Berbeda dengan prefiks yaitu harus digabung seperti dimakan. Makan adalah kata kerja. Jadi kata di harus digabung dengan kata makan. Ngerti nggak? Maaf kalo penjelasannya agak rumit. Aku akan jelasin lagi hahaha