24 hours switch

Please Subscribe to read further chapters

Description

Dari semua yang Soojung miliki, hanya satu yang Seulgi inginkan. Hati seorang Kim Jongin.

Foreword

“Nona kesayanganmu datang tuh!” Seulgi berkata tak acuh seraya menuangkan kopi ke cangkir-cangkir yang telah menunggu. Yang diajak bicara hanya terkekeh pelan sambil mengambil posisi di depan meja kasir, siap untuk menyambut pelanggannya.

Dari sudut matanya, Seulgi menangkap seorang gadis yang bisa dibilang hampir sempurna dalam segala hal masuk ke coffee shop kecil milik keluarganya. Jung Soojung bisa dibilang sebagai tanda bahwa Tuhan tidak selamanya adil dalam kehidupan. Wajah cantik dengan tinggi badan semampai, pintar dan status sosial lebih dari berkecukupan, membuat banyak orang mengagumi sekaligus iri pada wanita ini. Tapi tidak dengan Seulgi.

“Selamat datang ke D’Goods cafe!” Suara Kyungsoo membuat Seulgi tersentak dari lamunannya. Ya Tuhanku, sadarlah Seulgi! Para pelangganmu sedang menunggu kopi mereka dan Seulgi mengecek kembali tulisan semrawut Yerim, mana minta design di lattenya aneh-aneh pula, Seulgi membatin.

“Pagi.” Suara lembut Soojung menyapa indera pendengarannya. “Aku ingin satu green tea latte.” Terdengar suara sibuk mesin kasir yang Kyungsoo gunakan, “Kau ingin apa, Jongin-ah?”

Jongin. Kim Jongin. Itu satu-satunya alasan Seulgi membenci seorang Jung Soojung. Bahkan setelah Tuhan memberkati dia dengan segala kelimpahan, Ia pun masih memberi Soojung seseorang seperti Kim Jongin untuk jadi pendampingnya. Betapa beruntungnya Soojung!

Bahkan sebelum Jongin membalas pun, Seulgi tahu. Jongin tidak pernah suka kopi maupun teh. Dia hanya minum...

“Satu hot chocolate untukku.”

See? Bahkan Seulgi dapat mengingatnya tapi kekasihnya masih saja selalu bertanya apa yang Jongin inginkan setiap harinya. Seulgi menghela nafas panjang, tuh kan ia jadi membandingkan dirinya dengan Soojung. Padahalkan sudah jelas Soojung menang dari segala aspek kalau dibandingkan dengan dia.

“Kakak, kopinya sudah meluber kemana-mana.” Yerim yang tiba-tiba muncul di sebelahnya, mengagetkannya dan dia tersentak saat sadar bahwa cup kecil kopinya sudah terisi penuh dan sampai meluap.

“Yah kalian! Bekerja yang benar!”

Tuh kan kena marah lagi.

 

Memiliki Kyungsoo dan Yerim adalah alasan kenapa Seulgi merasa bahwa ia lebih beruntung dari Jung Soojung. Kakaknya yang tegas tapi lembut dan adik terkecilnya yang sering membuat onar selalu membawa keceriaan dalam hidupnya. Sepeninggal orang tuanya karena kecelakaan, Kyungsoo sibuk menafkahi kedua adiknya berbekal sebuah coffee shop kecil warisan keluarganya. Beruntung karena Kyungsoo memang sudah sering membantu di coffee shop, membuat kembali pastry-pastry terenak buatan ibu mereka tidak jadi masalah. Malahan coffee shop mereka lebih berkembang di bawah manajemen Kyungsoo. Berbeda dengan kakaknya, Seulgi lebih suka meracik kopi di belakang sambil menghias latte mereka dengan gambar-gambar lucu. Menyenangkan rasanya melihat senyum para pelanggan saat menerima kopi mereka, itu seperti memberi mereka energi lebih di pagi hari untuk melaksanakan tugas rutin yang membosankan. Dan Yerim bertugas sebagai pramusaji. Energi dan senyum manisnya menyambut para pelanggan setiap datang dan pergi. Mereka memang hanya bertiga tapi bertiga mereka bisa melakukan apa saja.

“Malam ini dingin sekali.” Gerutu Kyungsoo sambil menaruh hotpot ditengah meja makan. “Siapa yang membuka jendela semalam ini?”

“Aku!” Yerim nyengir tanpa rasa bersalah. “Kakak tahu tidak hari ini hari apa?”

“Senin.” Kyungsoo membalas dan Yerim berjengit mendengar jawabannya.

“Bukan! Dasar kakak tidak romantis! Hari ini itu tanggal 7 bulan 7 di kalender Cina.” Jelasnya.

“Lalu?”

“Ih, itu kan hari Valentine juga, kakak!” Yerim merajuk. “Double Seventh Festival?” Yerim mengerucutkan bibirnya saat Kyungsoo tidak memberinya reaksi yang memuaskan. “Kak Seulgi juga tahu kan?”

“Kisah cinta yang tragis itu? Dimana pasangan yang terpisah jauh hanya bisa bertemu satu tahun sekali?” Seulgi menambahkan.

“Iya itu! Sangat romantis kan, kak?”

Kyungsoo hanya tertawa pelan sambil mengacak rambut Yerim. “Kau masih seperti anak-anak, Yerim-ah. Berlakulah seperti anak seumurmu.”

“Ih aku kan hanya memberi tahu! Lagipula aku percaya cerita itu! Dan tahukah kakak kalau kita juga bisa berdoa saat ini dan akan dikabulkan oleh Tuhan.”

Kyungsoo dan Seulgi hanya saling berpandangan, menahan senyum melihat kelakuan adik terkecil mereka. Tapi mata Yerim yang berbinar penuh harap membuat mereka luluh juga.

“Ayo, mari kita berdoa!” Yerim menarik lengan kakaknya dan menyuruh mereka berjongkok di depan jendela menatap bintang.

“Kita seperti orang bodoh saja.” Kyungsoo tersenyum.

“Kalau kakak tidak percaya, permintaan kakak tidak akan dikabulkan, tahu?”

“Baik, baik. Aku percaya. Sekarang apa yang harus aku minta ya?” Kyungsoo bergumam.

“Berdoalah untuk nona kesayanganmu!” celetuk Seulgi. Dia tertawa makin keras melihat rona merah di pipi kakaknya ini. Ya, bahkan seorang Kyungsoo yang biasanya tidak peduli terhadap wanita kecuali adik-adiknya, juga luluh di bawah pesona seorang Jung Soojung.

“Hey, kau ini! Dia kan sudah mempunyai kekasih!”

Tapi aku akan berdoa untuk kekasihnya. Adil kan, kak?

“Kalian cepatlah! Lama sekali sih! Aku sudah lapar.” Yerim merajuk lagi.

Seulgi hanya menghela nafas panjang, dia tidak terlalu percaya hal takhayul seperti ini sebenarnya. Tapi demi adiknya, dia melakukannya juga. Kak Kyungsoo juga sudah mulai berdoa. Apa yang harus aku minta ya?

Aku ingin jadi seperti Soojung, dicintai seorang Kim Jongin.

Toh, permintaan ini tak akan terwujud, kan?

---

 

Comments

You must be logged in to comment
amaharanin #1
Chapter 1: Cinta gak sesederhana itu sih ,sialnya yg 'sempurna' slalu berakhir dengan yg 'sempurna' wkwk tapi namanya juga fantasi jadi iya in aja :D
Sukaaaa happy ending!
fresh-salad
#2
Chapter 1: Indonesian people need to write in Indonesian too, aff need need more Bahasa Indonesia fanfic :')
btw, ini udah bagus kok, cuma iya bener rada kaku soalnya mungkin kamu sering nulis pake english dan juga baca-baca yang english juga (soalnya aku juga gitu, hehe). tetap semangat nulis ake bahasa Indo ya :D
my_vanillalove #3
Omo, r u indonesian? Aku dah pernah tnya apa saya br tau ya? Kyk aga dejavu nih. Hahahahaha